News
Emang Ada Untungnya Freeport Jadi Milik Indonesia?

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemerintah melalui holding industri pertambangan, PT Inalum (Persero) akhirnya berhasil menjadi pemilik saham dominan PT Freeport Indonesia sebesar 51 persen.
Namun, masih banyak yang bertanya-tanya, apa untungnya menguasai Freeport untuk Indonesia? Perusahaan itu sudah 51 tahun dikuasai AS, masihkah ada yang tersisa untuk Indonesia?
Menjawab hal tersebut, berikut fakta keuntungan yang bisa diraih Indonesia, berdasarkan dokumen dari Inalum:
Kekayaan Rp 2.400 triliun
Tambang Grasberg yang dikelola PTFI memiliki kekayaan yang terdiri dari emas, tembaga dan perak sebesar lebih dari Rp 2.400 triliun yang diperkirakan hingga 2041.
Menambah Pendapatan Negara
PTFI adalah salah satu pembayar pajak terbesar di Indonesia. Kontribusinya meliputi pajak, pajak ekspor, dividen, dan pungutan lainnya yang mencapai Rp 10,8 triliun.
Lapangan Kerja Baru
Di Freeport, lapangan pekerjaan disebut mencapai hingga 29 ribu orang. Dalam laporan bulan Maret 2018, PTFI sudah merekrut 7.028 pekerja, di antaranya 2.888 adalah warga asli Papua.
Laba Bersih 29 Triliun Per Tahun
Laba bersih PTFI setelah tahun 2022 akan mencapai lebih dari Rp 29 triliun per tahun. Bisa dibayangkan berapa keuntungan bersih yang didapat ketika Inalum hanya membayar Rp 55 triliun untuk menjadi pemegang saham mayoritas di PTFI.
Pemda Papua Punya Saham 10%
Dari 100% saham PTFI, Pemda Papua akan memiliki 10%. Dengan memiliki saham, Pemda Papua akan mendapatkan dividen paling sedikit sebesar US$ 100 juta atau Rp 1,45 triliun per tahunnya setelah 2022 di mana operasional PTFI akan berjalan secara normal setelah masa transisi dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah. Dari 10% saham Pemda Papua tersebut dibagi menjadi 7% untuk Kabupaten Mimika termasuk di dalamnya untuk hak ulayat, dan 3% untuk Provinsi Papua.
Pemda Dapat Laba Bersih 6%
Selain saham, berdasarkan Peraturan Pemerintah No 37/2018 tentang Perlakuan Perpajakan dan/atau Penerimaan Negara Bukan Pajak di Bidang Usaha Pertambangan Mineral, pemerintah daerah juga akan mendapatkan 6% dari laba bersih PTFI. Nantinya, 6% tersebut akan dibagi menjadi 2,5% untuk Kabupaten Mimika, 2,5% untuk Kabupaten di luar Mimika, dan 1 % untuk Provinsi Papua. Seluruh manfaat tersebut di luar bantuan CSR dan community development serta pendapatan pajak daerah dan royalti.
Tempat Belajar Pertambangan Paling Maju di Dunia
Tambang bawah tanah Grasberg adalah yang terumit di dunia. Tidak ada perbandingannya di dunia ini dengan torowongan di dalamnya saja sejauh 700 kilometer (km), jarak yang hampir sama antara Jakarta dan Surabaya. (Ryan)