
MATA INDONESIA, JAKARTA – Gempa berkekuatan 7,4 skala Richter mengguncang Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat 28 September 2018. Sedikitnya korban tewas 1.203 jiwa, 540 orang korban luka berat dan 59.540 jiwa warga mengungsi.
Atas musibah tersebut, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengimbau agar kampanye di lokasi bencana gempa bumi khususnya di Sulawesi Tengah dihentikan sementara. “Tolong ditinggalkan dulu hal-hal yang berkaitan dengan peran KPUD di daerah maupun Panwas (panitia pengawas) untuk pileg (pemilihan legislatif) dan pilpres (pemilihan presiden),” kata Tjahjo di Jakarta, Senin 1 Oktober 2018.
Penghentian masa kampanye di wilayah itu dikarenakan pemerintah sedang berkonsentrasi menyelesaikan masa tanggap darurat. Diketahui, masa kampanye pilpres dan pileg sendiri sudah sejak 23 September 2018 lalu sampai 13 April 2019.
“Biar konsentrasi ke arah sana, tata kelola pemerintahan juga jalan, termasuk saya imbau kepada KPU untuk tanggap darurat ini, kampanye-kampanye untuk sementara distop dulu supaya semua konsentrasi membantu warga kita yang sedang ketimpa musibah,” kata Tjahjo.
Namun, Tjahjo belum dapat memastikan apakah Pemilu 2019 di Sulteng akan ditunda dari jadwal awal pada 19 April 2019. Namun yang terpenting, Tjahjo meminta pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) jangan ada kampanye dulu di Sulteng. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk empati pada warga yang kena musibah.
Tjahjo juga mempersilakan bila partai politik membantu masyarakat di Sulteng. “Kalau bantuan diterima dong, kalau bantuan ya tidak apa-apa. Bisa kirim bantuan air bersih makanan dan minuman, yang penting jangan ada orasi dan yel-yel. Semua berduka,” ucap Tjahjo.
Gubernur Sulteng Longki Djanggola sudah menerapkan masa tanggap darurat bencana di provinsi itu selama 14 hari berlaku sejak 28 September hingga 11 Oktober 2018. Daerah yang terdampak, meliputi kota Palu, kabupaten Donggala, kabupaten Sigi dan kabupaten Parigi Moutong.
Hingga saat ini baru kota Palu yang dapat diperileh data dan penanganan bencana, sedangkan di Donggala, Sigi dan Parigi Moutong belum ada laporan karena listrik padam dan komunikasi putus.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BPNB), dari 7 gardu listrik induk, 5 di antaranya padam dan hanya 2 unit gardu di Pamona dan Posko yang dapat menyuplai listrik ke Tentena dan Poso. PLN sudah membawa 8 genset untuk disebar di Palu dan Donggala.
Kondisi saat ini, listrik PLN, PDAM dan SPBU masih padam, masih terjadi gempa susulan, pasar dan toko tutup dan muncul likuifaksi atau lumpur dari bawah tanah dan menghanyutkan bangunan. Selain warga setempat, ada juga 71 orang warga negara asing yang diketahui berada di Palu dan Donggala saat bencana, sebagian dari mereka sudah dievakuasi, namun ada juga yang kondisinya belum diketahui. (Rayyan Bahlamar)