
MATA INDONESIA, JAKARTA – Dulu masyarakat Jakarta yang ingin ke Surabaya harus menempuh waktu 18-20 jam perjalanan darat. Mereka harus melalui jalan arteri dan sering terjebak macet jika melewati pasar kaget di sejumlah daerah di jalur Pantai Utara maupun Selatan.
Namun pada tanggal 20 Desember 2018, semua itu akan berubah. Sebab waktu tempuh Jakarta-Surabaya diperkirakan hanya waktu 10 jam saja. Efisiensi waktu itu didapat setelah seluruh jalan tol Trans Jawa diresmikan operasionalnya oleh Presiden Jokowi.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno yang sudah mengujinya Selasa 12 November 2018 mengaku jalan tol itu bisa disejajarkan dengan jalan tol Eropa. Berarti setidaknya jalan tersebut aman digunakan untuk memacu kendaraan hingga 120 kilometer per jam.
Menurut perhitungan Dirut Jasa Marga Desi Arryani, jarak sekitar 870 kilometer tersebut secara matematika bisa ditempuh selama 10 jam jika mobil dipacu rata-rata 100 kilometer per jam.
Waktu tempuh itu di luar istirahat. Jika dalam perjalanan itu membutuhkan waktu istirahat dua jam, berarti seluruh perjalanan itu menghabiskan waktu sekitar 12 jam, dan sudah menyingkat waktu sebesar 40 persen.
Sementara saat melakukan uji coba kemarin, Rini Soemarno berhasil mencatatkan waktu tempuh selama 14 jam dan 30 menit. Perjalanan itu berawal dari Kantor Gerbang Tol Waru Gunung, Jalan Tol Surabaya-Mojokerto berakhir di Kantor Telkom Gatot Subroto, Jakarta.
Waktu tempuh itu didapat karena tujuh kali berhenti untuk beristirahat dan meninjau beberapa pekerjaan jalan tol yang belum selesai. Tetapi dia optimistis Desember nanti seluruh pekerjaan sudah selesai sehingga musim mudik lebaran tahun depan bisa melancarkan arus mudik dan balik.
Untuk membuktikan jalan itu sekelas Tol Eropa seperti Autobahn di Jerman, Rini sempat memacu kendaraannya dengan kecepatan hingga 160 kilometer per jam sebelum Kabupaten Batang.
Jika sudah operasional untuk melewati jalan tol tersebut diperkirakan kita membutuhkan Rp 628.600, biaya tol untuk sekali jalan. Kita harus 15 kali melakukan pembayaran di gardu tol dari Jakarta hingga Surabaya atau sebaliknya. (Nefan Kristiono)