News
Erick: Pak Jokowi Tidak Sedang Menyerang Lawan Politiknya

MATA INDONESIA, JAKARTA – Banyak pihak menyatakan calon presiden nomor urut 01, Jokowi kini sedang panik akibat elektabilitasnya tergerus sehingga belakangan ini selalu “menyerang” lawan politiknya. Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf, Erick Thohir menjelaskan langkah calonnya itu semata-mata hanya mengungkap fakta dan data yang benar.
Menurut Erick jika ada langkah menyerang itu karena selama ini pasangan tersebut sering dilaporkan ke Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) tanpa data akurat oleh lawan politiknya.
“Jadi saya katakan, sudah selayaknya tim hukum kita ofensif melaporkan dengan fakta dan data,” kata Erick Thohir yang sukses memimpin penyelenggaran Asian Games 2018 di Jakarta itu.
Tetapi, hal itu justru dipelintir menjadi, Jokowi melakukan kriminalisasi, saat aparat penegak hukum menindaklanjuti serius data dan fakta yang dijadikan bahan laporan TKN.
Dia menilai masih banyak lawan politiknya tidak bisa membedakan kriminalisasi dengan penegakan atas fakta hukum.
Jika dalam beberapa hari ini Jokowi seperti bersuara keras terhadap lawan politiknya, karena dia sedang menyampaikan isi hati atas pernyataan yang memutarbalikkan fakta tentang dirinya. Misalnya dicap sebagai antek asing, anggota PKI, antek aseng dan lain sebagainya. Itu bukti Jokowi dizalimi yang sudah dimulai sejak 2014 melalui Tabloid Obor Rakyat.
Kalau sekarang dia menjawab, menurut Erick Thohir merupakan hal yang wajar. Sebab, jika tidak jawab justru masyarakat akan membenarkan fitnah tersebut.
Dia juga mengungkapkan bantuan konsultan asing di belakang Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto – Sandiaga Uno sesuai dengan fakta. Menurut Erick, Jokowi sudah tahu dan jumlahnya relatif banyak dari beberapa negara.
Langkah Tim Jokowi tersebut, menurut mantan Ketua Panitia Asian Games 2018 tersebut dilakukan dengan perhitunga cermat.
Erick lalu membuka salah satu hasil survei di usai debat pertama lalu. Hasilnya, debat tak memengaruhi pemilih militan yang sudah ada.
Data pemilih Jokowi dari empat bulan lalu hingga usai debat pertama berada di kisaran 54 persen. Begitupun pemilih Prabowo-Sandi di angka 31 persen. Sebanyak 82 persen pemilih menyatakan takkan mengubah lagi pilihannya.
Menurut Lingkara Survei Indonesia ada pemilih yang belum menentukan pilihannya yaitu 18 persen. Fokus TKN adalah mereka. Caranya dengan menyampaikan fakta dan data yang selama ini diputarbalikkan.
Erick menegaskan Tim Jokowi-Ma’ruf tidak akan berhenti mengeluarkan data dan fakta terutama yang selama ini diputarbalikan. Pokoknya masyarakat akan dibanjiri data tersebut.
Alasannya menggunakan data salah satunya dalam isu menaikkan gaji pegawai. Sebelumnya pasangan Prabowo-Sandi menyatakan berjanji melakukan itu, tetapi di lain waktu mereka menyatakan akan menurunkan pajak negara.
Menurut Erick itu tidak konsisten karena dari mana anggaran menaikkan gaji tersebut? Jika dipaksakan Erick khawatir Indonesia akan seperti Yunani dan Venezuela yang bangkrut karena pemasukan dan pengeluaran anggarannya tidak seimbang.