Headline
Ayah Edy: Perubahan dari Diri Sendiri dan Nasib Bangsa

MATA INDONESIA – Perubahan adalah suatu hal yang hakiki, terjadi pada diri kita sendiri maupun secara kelompok, bermasyarakat maupun bernegara.
Mengenal diri sendiri merupakan sebuah hal yang sederhana namun dapat membantu untuk melakukan perubahan diri. Mengapa mengetahui diri sendiri merupakan hal yang penting, karena jika kita tidak mengetahui diri sendiri maka bagaimana kita dapat melakukan perubahan diri, bagaimana tolak ukur mengenai diri sendiri, bagaimana mengetahui apa keinginan yang kuat atau passiondiri sendiri, dan masih banyak lainnya.
Setiap individu memiliki cara-cara yang berbeda untuk mengenal diri sendiri, diantaranya dapat mengetahui kekurangan serta kelebihan sehingga akan terbentuk suatu keyakinan mengenai diri sendiri dan dapat memanfaatkan potensi yang dimiliki dengan maksimal, maupun bisa juga dengan cara mengetahui apa keinginan dari diri sendiri atau juga dengan cara introspeksi diri.
No one knows you better than you know yourself. So, don’t allow anyone to change your energy. Don’t waste your time or your life on people who put you down.
Perubahan Bangsa
Banyak orang Indonesia yang mulai khawatir melihat situasi dan kondisi bangsa Indonesia saat ini dan kedepan. Pertentangan antara dua kelompok pendukung presiden, termasuk cara-cara viral yang dilakukan sebagian kelompok supaya pesannya bisa sampai ke masyarakat secara masif membuat muncul kehkawatiran.
”Jangan-jangan kita punya andil dalam degredasi ini, dan jangan-jangan kita akan terbawa arus dalam buruknya situasi ini. Untuk itu perlu terus melakukan refleksi / perenungan untuk mengetahui apakah kita menuju pada arah yang dikehendaki (arah kebaikan). Dan terus berpikir untuk mengubah yang bisa kita ubah.”
Hal ini dikemukakan salah satu tokoh parenting Tanah Air, Ayah Edy. Sosok Ayah Edy ini sekarang dikenal karena rajin menulis di sosial media tentang pentingnya perubahan pada diri sendiri.
Ayah Edy adalah seorang ayah dari dua orang putra, Dido dan Dimas. Pada awalnya ia bergelut sebagai seorang profesional di berbagai bidang mulai dari Akuntansi, Recruitment, Office Management, Customer Service, Training, Service Quality Assurance, dan lain-lain di berbagai perusahan. Namun pada akhirnya semua profesi itu ditinggalkan dan memutuskan untuk lebih fokus menjadi pendidik.
Sebagai pendidik, Ayah Edy memiliki cita-cita untuk dapat menginspirasi dan mengajak para orang tua agar terlibat dalam gerakan membangun Indonesia yang kuat dari keluarga. Program ini selanjutnya lebih dikenal dengan INDONESIAN STRONG FROM HOME. Dan buku ini pun ditulis sebagai bagian dari cita-cita Membangun Indonesia yang Kuat dari Keluarga.
Dalam tulisannya, Ayah Edy mengajak pembaca untuk menyimak kutipan tulisan luar biasa yang tertera di atas Batu Nisan, makam seorang jenius besar dunia, Westminster Abbey, seorang arsitek Kerajaan Inggris yang telah merancang Gereja Kathedral di London. Berikut adalah penggalan kutipan yang dapat disimak sebagai bahan pemikiran bersama :
Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal, aku bermimpi ingin mengubah dunia ini agar bisa menjadi lebih baik. Lalu Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku, kudapati bahwa dunia tiada pernah menjadi lebih baik.
Maka cita-cita itupun agak kupersempit, lalu ku putuskan untuk hanya mengubah negeriku sendiri. Namun tampaknya hasrat itupun tiada membawa hasil.
Ketika usiaku semakin senja, dengan semangatku yang masih tersisa, lalu kuputuskan untuk hanya mengubah keluargaku sendiri, yakni orang-orang yang paling dekat denganku, namun celakanya merekapun ternyata tidak mau berubah !
Dan hari ini sementara aku berbaring untuk menanti ajal, tiba-tiba saja kusadari;
Seandainya saja dulu aku berpikir bahwa yang pertama-tama kuubah adalah diriku sendiri, Maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan, mungkin aku akan bisa mengubah keluargaku terlebih dahulu. Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka, bisa jadi akupun akan mampu memperbaiki negeriku, Kemudian siapa tahu, dengan begitu aku bahkan bisa mengubah potret dunia ini !”
Dalam konteks kehidupan mengubah masyarakat tidak jauh berbeda dengan mengubah diri sendiri. Banyak orang menginginkan perubahan namun tak mau memimpin perubahan ataupun terlibat aktif dalam perubahan, Banyak yang beranggapan bahwa untuk memperbaiki situasi dan kondisi bangsa ini, harusnya si A yang berubah, harusnya si B yang berubah.
Teringat akan tulisan Westminster Abbey, saat sebelum meninggal. Abbey adalah arsitek kerajaan Inggris dan sangat dekat dengan kekuasaan kerajaan Inggris. Saat mudanya, Abbey, sangat berapi-api, bersemangat, dan optimistis untuk mengubah dunia, karena didukung oleh kecerdasannya, keontentikannya, dan dekat dengan kerajaan.
Namun pada saat beliau mendekati ajal, disitulah beliau baru menyadari kekeliruannya dan membuat tulisan (puisi) untuk dipetik pelajarannya