Kisah

Gubernur DKI Jakarta Imbau Ribuan Warga Pendatang Baru Untuk Segera Melapor

Jakarta (MI) –  Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengimbau agar warga pendatang yang baru tiba di Jakarta segera melapor ke RT dan RW setempat. Djarot juga meminta warga Jakarta yang mengajak kerabat untuk tinggal di Jakarta turut melapor ke petugas RT dan RW.

“Nanti yang datang, yang balik ini, kalau dia nambah anggota baru, itu saya imbau untuk melapor,” ujar Djarot di Balai Kota, Senin (3/7).

Tak hanya itu, Djarot juga meminta Dinas Pendidikan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) terus memonitor kedatangan penduduk di Jakarta. Melalui operasi bina kependudukan (biduk), Disdukcapil akan mendata warga di tingkat RT hingga H+20 lebaran.

“Makanya tadi saya sampaikan bahwa Dinas Dukcapil kerja sama dengan camat, lurah, beserta RT/RW akan memonitor memantau arus balik ini sampai dengan tingkat rukun tetangga untuk mendata,” terang Djarot.

“Maka biduk ini sampai dengan H+20 dan setelah itu terus, kegiatan rutin untuk bisa memantau pergerakan penduduk suatu wilayah,” jelasnya.

Meski begitu, Djarot tidak akan melarang warga daerah untuk datang ke Jakarta. Namun untuk warga pendatang ini diharapkan bisa berkompromi dengan RT dan RW setempat untuk mau didata.

Hal ini untuk memudahkan Disdukcapil melihat berapa banyak penduduk yang ada di Jakarta dan mencegah warga pendatang mendirikan rumah-rumah di tempat yang dilarang oleh Pemprov DKI.

“Yang tidak diperbolehkan adalah ketika mereka datang dan kemudian mendirikan gubuk-gubuk liar di kolong-kolong jembatan, di kolong-kolong tol. Kalau seperti itu ya kita jaga, jangan sampai dan jangan sampai lagi di Jakarta,” tegasnya.

Selama arus balik, ratusan manusia kembali memadati Terminal Bus Kampung Rambutan. Puluhan bus Antar Kota dan Antar Provinsi (AKAP) dari arah Sumatera dan Jawa berdatangan setiap menitnya.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa arus balik memang selalu dimanfaatkan masyarakat daerah untuk ‘masuk’ ke Jakarta. Meninggalkan kampung halaman, demi mencoba peruntungan baru di ibu kota.

Sejak arus balik H 1 Lebaran yang jatuh pada Selasa (27/6) lalu, setidaknya sudah ada 180 ribu jiwa yang masuk ke ibu kota melalui terminal bus Kampung Rambutan. Jika mengingat hanya 123 ribu orang yang tercatat berangkat meninggalkan Jakarta, dari terminal bus Kampung Rambutan, pada H-10 (15/6) hingga hari H Lebaran 2017, maka selisih angka yang ada tentunya tidak sedikit.

Meski berkali-kali pemerintah mengimbau masyarakat untuk tidak turut membawa serta sanak saudara ke Jakarta usai mudik lebaran, rasanya tetap sia-sia. Ramainya ibu kota, banyaknya kebutuhan para warga, membuat Jakarta masih jadi lahan basah di mata para pengadu peruntungan. (RSD/AVR)

Related Articles

Close