News

Incar Turis Asing, Bengkulu Buka Penerbangan dari Malaysia dan Singapura

MATAINDONESIA, BENGKULU – Sebuah langkah besar disiapkan Provinsi Bengkulu tahun 2019. Bengkulu akan membuka rute penerbangan internasional. Tidak tanggung-tanggung, Bandara Fatmawati Bengkulu akan dihubungkan dengan dua negara sekaligus, Malaysia dan Singapura.

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah sangat optimis hal ini bisa terealisasi. “Kami berencana membuka rute penerbangan langsung internasional. Malaysia dan Singapura akan jadi rute internasional pertama. Traffic penumpang untuk 2 rute ini sangat tinggi. Bengkulu juga didukung oleh potensi pariwisata yang semakin tumbuh,” ujarnya, Sabtu (12 Januari 2019).

Potensi pariwisata besar memang dimiliki The Land of Rafflesia. Alam dan budayanya sungguh luar biasa. Bengkulu juga banyak memiliki event, seperti Festival Tabut. Lebih spesial lagi, Bengkulu menjadi habitat dua flora langka dunia. Ada Rafflesia Arnoldi dan Amorphophallus. Salah satu zona tumbuh flora ini adalah Taman Konservasi Puspa Langka di Hutan Lindung Bukit Daun Register V.

“Kami memiliki banyak event budaya. Bengkulu juga punya bunga langka, seperti Rafflesia Arnoldi dan Amorphophallus. Ini akan jadi daya tarik wisata yang luar biasa. Membuka direct flight internasional adalah cara terbaik menaikan industri pariwisata,” jelas Rohidin lagi.

Dibidiknya Malaysia dan Singapura sebagai poros prioritas, dilakukan atas banyak pertimbangan. Kedua negara ini memiliki kedekatan emosional sejarah dengan Bengkulu. Sebab, ada banyak masyarakat keturunan Bengkulu di Malaysia dan Singapura. Mereka pun sering berkunjung ke The Land of Rafflesia. Di Malaysia, bahkan ada perkampungan khusus keturunan darah Bengkulu.

“Rute internasional Bandara Fatmawati jadi fokus kami. Pasar pada 2 negara ini sangat menjanjikan. Ada kedekatan nilai histori dan budaya. Untuk Malaysia ada perkampungan khusus Bengkulu. Mereka itu sering datang ke sini. Kalau Singapura, pergerakan wisatawannya besar,” katanya.

Selain faktor psikologis tersebut, jarak tempuh The Land of Rafflesia dengan Malaysia dan Singapura cukup dekat. Waktu flight-nya sekitar 1 jam. Jarak tempuh tersebut dinilainya kompetitif karena singkat. Rohidin menambahkan, awal pembukaan rute internasional baru ini direncanakan tidak reguler. Semua akan disesuaikan dengan intensitas dan kebutuhan maskapai.

“Jarak tempuhnya singkat. Wisatawan tidak akan bosan menunggu sepanjang perjalanan. Pendeknya waktu tempuh ini jadi potensi menarik. Untuk awal-awal penerbangan mungkin tidak langsung setiap hari. Sepekan bisa 1 atau 2 kali trip. Tapi, semua diserahkan kepada maskapai,” ujar Rohidin.

Demi mewujudkan rute baru internasional, pemerintah daerah mendorong percepatan proses peralihan manajemen operasional bandara ke Angkasa Pura. Rohidin mengatakan, upaya percepatan peralihan ini sedang dilakukan.

“Kami berupaya semuanya bisa selesai di tahun ini, baik proses peralihan manajemen bandara maupun pembukaan rute internasional. Kalau proses ini selesai, semua lebih mudah,” ujarnya.

Selain aksesibilitas, pengembangan pariwisata Bengkulu juga didorong dari destinasi. Mengacu data BPS Bengkulu, pertumbuhan desa wisata The Land of Rafflesia mencapai 200 persen. Sepanjang 2018, Bengkulu telah memiliki 16 desa wisata. Bandingkan pada 2014 yang hanya memiliki 5 desa wisata. Desa wisata saat ini dilengkapi kemudahan aksesibilitas, amenitas bagus, internet juga pelayanan prima.

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close