News
Indonesia didaulat Jadi Koordinator Pertemuan ASEAN-Rusia

MATAINDONESIA.ID, JAKARTA – Indonesia didaulat menjadi koordinator pertemuan ASEAN-Rusia menggantikan Laos. Selama tiga tahun Indonesia akan memegang jabatan tersebut.
Dalam pertemuan antara Menlu ASEAN dan Rusia, Indonesia menyampaikan tiga prioritas yang akan disampaikan selama Indonesia menjadi koordinator.
“Pertama counterterrorism, keamanan siber dan manajemen bencana,” ucap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Singapura, Rabu 3 Agustus 2018.
Retno mengungkapkan prioritas Indonesia tersebut disambut baik oleh Rusia.
Pertemuan ASEAN-Rusia tersebut dipimpin bersama oleh Menteri Luar Negeri Laos, Saleumxay Kommasith sebagai Koordinator Kerja Sama Kemitraan ASEAN-Rusia untuk periode 2015-2018, dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov.
“Dalam isu terorisme, kita menghadapi trend baru misalnya dengan maraknya pelaku teror wanita dan anak. ASEAN dan Rusia perlu menjadi true partner dalam mempromosikan strategi penanganan terorisme yang komprehensif, yang mengedepankan pendekatan hard and soft approaches. Sementara itu, kerja sama penanganan siber juga perlu diperkuat, misalnya dengan program peningkatan kapasitas bagi aparat penegak hukum“, lanjut Menlu Retno.
Menutup intervensinya, Menlu Retno menghimbau kerjasama seluruh pihak agar dapat mempercepat implementasi kerja sama kongkret ASEAN dan Rusia yang tercantum dalam ASEAN-Russia Plan of Action (POA) 2016-2020, yang akan berakhir 2 tahun mendatang. Saat ini implementasi kegiatan POA baru mencapai 42%.
Dalam tanggapannya, Menlu Lavrov menyambut baik usulan prioritas kerja sama tersebut. Menlu Lavrov yang juga menyampaikan bahwa Indonesia dan Rusia akan bertindak selaku Ketua Bersama ARF Inter-Sessional Meeting on Counter Terrorism and Trans National Crime (CTTC) periode 2019-2020. Rusia dalam pertemuan tersebut juga meminta dukungan rencana penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-4 ASEAN-Rusia yang diusulkan diselenggarakan disela rangkaian KTT ASEAN ke-33 di Singapura pada November 2018 nanti.
Selain pertemuan dengan Rusia, para menlu ASEAN juga bertemu dengan perwakilan dari Jepang, Tiongkok dan Selandia Baru. Bersama perwakilan Jepang, pembahasan lebih kepada penguatan kerja sama ekonomi dan melawan tendensi naiknya proteksionisme.
Begitu pula dengan pertemuan antara Menlu ASEAN dan Tiongkok. Pembahasan mengenai multilateralisme di dalam perdagangan internasional juga menjadi fokus pembahasan. Meski demikian, sempat disinggung juga mengenai kerangka code of conduct (CoC) di Laut China Selatan.
Sayangnya, Menlu Retno enggan menjelaskan lebih detail mengenai hal tersebut.
Sementara dengan Selandia Baru, Menlu Retno melakukan pertemuan bilateral. Dalam pertemuan tersebut, kedua negara mempersiapkan Indonesia menjadi co-chair dalam ASEAN-New Zealand Dialog.
Selain itu, dibahas pula kunjungan Presiden Joko Widodo ke Selandia Baru beberapa waktu lalu. Pasalnya, kunjungan tersebut merupakan momentum baik untuk memperkokoh hubungan dua negara tersebut.