News
Infrastruktur Listrik Tegangan Tinggi Pertama Resmi Beroperasi di Papua

MATAINDONESIA.ID – PT PLN (persero) resmi mengoperasikan tiga infrastruktur kelistrikan di wilayah Jaya Pura Papua, disaksikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno. Dengan begitu untuk pertama kalinya infrastruktur kelistrikan kapasitas tinggi beroperasi di Papua.
Ketiga infrastruktur tersebut adalah sistem 150 kV pertama di Papua yang terdiri dari Gardu Induk (GI) 150 kV Jayapura, GI 150 kV Holtekamp dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Holtekamp-Jayapura.
“Kami laporkan kami akan meresmikan untuk memperkuat kelistrikan Papua, Jaya Pura,” kata Direktur Bisnis Regional Maluku Papua Ahmad Rofik saat meresmikan tiga infrastruktur di GI 150 kV Holtekamp, Jaya Pura Papua, Jumat (24/8).
Menurut Rofik, dengan beroperasinya tiga infrastruktur kelistrikan 150 kV ini menandakan, PLN telah menggunakan jaringan teganga tinggi untuk pertama kali di wilayah Papua. Sebelumnya, sistem yang digunakan ukuran 70 kV.
“Sebelumnya, pemerintah juga telah meresmikan GI Jayapura dan SUTT 70 kV Holtekamp-Jayapura. GI Jayapura mendapat tambahan trafo 150 kV, sedangkan SUTT 70 kV Holtekamp-Jayapura mendapat tambahan insulator dan konduktor tegangan 150 kV,” imbuhnya.
Sementara itu, Menteri Rini mengatakan pengoperasian tiga infrastruktur kelistrikan itu akan memperkuat sistem kelistrikan Papua sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Nantinya, ketiga infrastruktur ini akan menyalurkan listrik yang dihasilkan pembangkit dengan optimal. Pasalnya, sebelum infrasturktur tersebut beroperasi penyaluran listrik tidak optimal karena kapasitas jaringan yang kecil hanya 70 kV. Selain itu, membuat layanan untuk penyambungan listrik juga terbatas.
“Itu gardu itu merupakan hal penting, transmisinya dibangun 53 kilo meter sirkit (kms), seharunya ada tambahan pasokan listrik 70 MW tapi karena transmisinya 70 kV tidak bisa dimanfaatkan optimal,” jelas Rini.
Dia berharap keberadaan gardu induk dan SUTT 150 KV ini bisa meningkatkan rasio elektrifikasi Papua dan nasional. Saat ini rasio elektrifikasi Papua dan Papua Barat tercatat di level 53,62 persen dan merupakan provinsi dengan rasio elektrifikasi terendah di Indonesia.
Tak hanya untuk melistriki warga, Rini berharap semakin handalnya listrik di Jayapura bisa menumbuhkan pusat-pusat ekonomi baru dan memudahkan investor yang ingin berinvestasi di Papua.
“Pak jokowi juga menagatakan bagaimana mensejahterakan masyarakat Indonesia? tersedia listirknya karena listrik memandaikan anak Indonesia bisa belajar lebih lama dan juga bisa sejahtera,” tandasnya.
Pembangunan ketiga infrastruktur ini dibangun dalam kurun waktu dua tahun memakan biaya investasi sebesar Rp 341 miliar dengan sumber dana berasal dari anggaran PLN. Pembangunan ketiga infastruktur ini juga telah melibatkan 400 pekerja, di mana lebih dari 100 orang ekerja merupakan pekerja lokal.