News

Ini Rencana Besar Atasi Kemacetan Jabotabek

MATA INDONESIA, JAKARTA – Problem kemacetan sudah tercantum pada Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ) Tahun 2018-2029. Menurut Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) dengan menerapkan sejumlah kebijakan seperti sistem transportasi terpadu dan pembangunan rumah susun sederhana milik (Rusunami).

RITJ itu tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2018. Isinya strategi penanganan kemacetan lalu lintas secara terpadu dengan memberi ruang kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) tinggal dekat dengan tempat kerjanya.

Saat ini pemerintah sedang menyelesaikan sejumlah infrastruktur untuk mendukung transportasi massal seperti MRT (Moda Raya Terpadu) Ratangga, LRT (Light Rapid Transportation) dan Jalan Tol.

“Sebenarnya tidak hanya pada integrasi transportasi. Tetapi nanti arahnya memang ke pengembangan kota (urban development) sekaligus untuk pengurangan kawasan kumuh,” kata Menteri Basuki di Jakarta yang dikutip 30 Januari 2019.

Saat ini Kementerian PUPR bersama Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga telah memulai membangun proyek Rusunami TOD sejak April 2017 di Tanjung Barat dan Depok yang diperuntukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Animo masyarakat untuk tinggal di hunian vertikal tersebut ternyata tinggi sehingga segera diluncurkan proyek TOD lainnya yakni di TOD Juanda, Tanah Abang, Rawa Buntu, Jurang Mangu dan Cisauk. Semuanya dibangun dekat dengan jalur transportasi terutama commuter line.

Upaya lain untuk mengatasi kemacetan Jabodetabek adalah menyelesaikan pembangunan jalan tol Jabodetabek secara bertahap meskipun menghadapi tantangan pembebasan lahan. Total panjang ruas jalan tol Jabodetabek dalam konstruksi/pembangunan pada kurun 2015-2019 sepanjang 401 Km, dengan rincian dalam tahap konstruksi sepanjang 346 Km dan operasi sepanjang 55 Km termasuk Tol Akses Pelabuhan Tanjung Priok (11,4 Km) dan Ciawi – Cigombong (15 Km).

Pada tahun 2019 ditargetkan sebanyak 10 ruas tol dapat beroperasi sepanjang 167 Km. Selain enam bagian dari ruas tol DKI.

Pembangunan 6 ruas jalan tol Jakarta sepanjang 69,8 Km, ditargetkan untuk beroperasi penuh pada tahun 2022. Sementara untuk mengurangai kemacetan di ruas tol Cikampek, pada pekerjaan pembangunan Tol Jakarta – Cikampek II Elevated dilakukan pengaturan windows
time kontraktor, penerapan sistem ganjil genap hingga Tambun, pengaturan truk, dan pelarangan angkutan over dimensi/overload, serta sinkronisasi dengan pekerjaan LRT dan Tol Cibitung-Cilincing.

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close