
MATA INDONESIA, JAKARTA-Calon Presiden petahana RI Joko Widodo (Jokwi) meyakini 90 hingga 95 persen kampanye terbilang efektif dengan cara berkomunikasi secara langsung (door to door) kepada masyarakat.
Dirinya menilai kampanye dengan spanduk dan baliho dianggap sudah tidak efektif. “Saat ini yang penting adalah menjelaskan hasil-hasil kerjanya secara nyata kepada masyarakat, silaturahmi dengan mendekat ke masyarakat,” ujar Jokowi.
Menurutnya, salah satu kebijakan yang perlu dijelaskan kepada masyarakat adalah komitmen pemerintah dalam mengalokasikan anggaran bantuan sosial. Hingga saat ini, 96 juta Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan 19,2 juta Kartu Indonesia Pintar (KIP) sudah disebar ke seluruh Indonesia.
Bahkan, penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) juga sudah menyentuh 10 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Tak hanya bantuan sosial, Jokowi juga ingin masyarakat tahu bahwa sertifikat lahan terus meningkat dari 5 juta sertifikat di tahun lalu ke angka 7 juta sertifikat di tahun ini. Bahkan, penerima sertifikat tanah di tahun depan juga naik mencapai 10 juta sertifikat.
Selain itu, Jokowi ingin masyarakat mengapresiasi dana desa yang anggarannya terus naik dari Rp20 triliun di 2015 menjadi Rp60 triliun di 2018. Dari dana tersebut, kata dia, ada yang jadi jalan desa, jembatan desa, akses air bersih, pendidikan anak usia dini, ada sumur, ada pasar desa dan embung.
“Contoh jalan desa, sudah jadi 90 ribu kilometer (km) jalan desa karena dana desa ini. Banyak sekali sebetulnya kalau kami bisa komunikasikan ini kepada rakyat dan masyarakat,” katanya.
Dengan komunikasi door-to-door, Jokowi ingin masyarakat paham bahwa program-program ini adalah besutan pemerintahannya. Ia sendiri sempat gemas lantaran hal tersebut sempat diklaim beberapa kepala daerah.
“Program ini banyak yang mengklaim, dibilangnya bukan dari kami. KIS diklaim bukan dari kita di provinsi yang lain, ini harus disampaikan,” katanya. (Imam Bachtiar)