News
Irak Puji Kerukunan Umat Beragama di Indonesia

MATAINDONESIA.ID – Anggota Dewan Tertinggi Majma’ Fiqh Irak, Shaikh Dr. Abdul Sattar Abdul Jabbar mengapresiasi keberhasilan Indonesia mengelola kerukunan dan kehidupan umat beragama.
Apresiasi ini disampaikan Abdul Sattar saat menerima Delegasi Indonesia yang akan mengikuti Konferensi Internasional tentang Moderasi dan Islam Wasathiyah. Delegasi ini dipimpin oleh Mukhlis Hanafi yang mewakili Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan KH. Muhyiddin Junaidi dari MUI.
“Kami mengakui bahwa Indonesia lebih maju dari kami dalam mengelola kehidupan umat beragama. Indonesia mampu menyatukan berbagai perbedaan agama, baik Islam, Hindhu, Buddha, Kristen dan lainnya. Kami sangat senang Indonesia bisa hadir dalam Konferensi Internasional tentang Islam Wasathiyah ini,” kata Abdul Sattar di kantornya, Baghdad, Senin (25/6).
Menurut Abdul Sattar, seharusnya Islam bisa bersatu, khususnya menghadapi berbagai perbedaan internal. Perbedaan itu baik yang terkait Sunni dan Syiah, maupun perbedaan lainnya.
“Islam seharusnya bisa mengelola segala perbedaan, menyatukan berbagai mazhab, aliran, seperti Sunni, Syiah dan lainnya di seluruh dunia. Tentu, semua itu bisa dilakukan dengan penerapan Islam wasathiyah yang mengedepankan al-i’tidal (keseimbangan) dan tasamuh (toleransi),” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, KH. Muhyiddin Junaidi menjelaskan kehidupan umat beragama di Indonesia. Umat Islam Indonesia dikenal sangat toleran terhadap penganut agama lainnya.
“Kami di Indonesia terdiri dari ragam agama. Agama resmi ada enam, berbagai paham dan aliran, serta 79 Ormas Keagamaan. Kami yang mayoritas muslim bisa hidup berdampingan, bertoleransi terhadap beragam perbedaan, seperti minoritas Hindu di Bali yang menutup Bandara dan mematikan listrik sehari saat Nyepi,” tuturnya.
“Kami tetap ada perbedaan seperti aliran pemikiran keagamaan, mazhab fikih, maupun cara berdakwah. Namun mayoritas mengikuti mazhab Syafii,” lanjutnya.
Sebelumnya, delegasi Indonesia juga bertemu dengan Ketua Dewan Sunni Irak, Abdul Latief Al-Hamiem. Kepada Dr. Mukhlis Hanafi dan KH. Muhyiddin Junaidi, Abdul Latief menyampaikan terima kasih atas kehadiran delegasi Indonesia pada Konferensi ini.