News
Jangan Percaya Hoax, Ini Keberhasilan Pemerintah Jokowi Dalam Angka

MATA INDONESIA, JAKARTA – Di masa kampanye menjelang pemilihan umum tahun depan banyak berseliweran retorika politik yang menyatakan Pemerintah Jokowi telah gagal.
Namanya retorika politik tentu saja dilontarkan tanpa data yang jelas, bahkan hanya menggunakan dasar “kata orang.” Padahal untuk mengukur progres pembangunan tidak sulit, tinggal kita lihat pergerakan angka pada kinerja ekonomi sebuah pemerintahan.
Selama empat tahun Pemerintah Jokowi beberapa angka kinerja ekonomi sangat positif seperti inflasi misalnya. Inflasi adalah proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor.
Inflasi biasanya digolongkan menjadi empat yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10 persen setahun; inflasi sedang antara 10 persen — 30 persen setahun; berat antara 30 persen — 100 persen setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100 persen setahun.
Di era Pemerintahan Jokowi angkanya sangat kecil atau 3,5 persen per tahun, dibandingkan saat di awal dia memerintah yang mencapai delapan persen.
Akibatnya masyarakat mudah memperoleh sembako sebab harganya relatif stabil dan terjangkau.
Kesuksesan Permintah Jokowi lainnya adalah berhasil menetapkan harga BBM di Papua dan Papua Barat sama dengan di Jawa. Itu juga membuat masyarakat di ujung timur Indonesia semakin menikmati harga-harga barang lainnya yang rendah tidak seperti sebelumnya selalu jauh lebih mahal dari harga di bagian barat Indonesia.
Pemerataan Ekonomi
Untuk meratakan perputaran ekonomi, Pemerintah Jokowi membuat program Dana Desa yang dananya terus menerus meningkat sejak 2015.
Pertama kali diluncurkan 2015 digelontorkan Rp 20,67 triliun. Lalu tahun berikutnya menjadi Rp 48,98 triliun, meningkat lagi di 2017 dan 2018 menjadi Rp 60 triliun.
Hasilnya saat ini sudah berhasil meningkatkan status desa mandiri berjumlah 2.898 desa mandiri. Padahal targetnya hanya 2000 desa.
Pada awal pemerintahan Presiden Joko Widodo tahun 2015 hanya ada 173 desa mandiri dari 74.093 desa.
Produksi Pangan
Untuk menjamin pangan masyarakat Indonesia, produksi pangan di era Pemerintah Jokowi juga menunjukkan peningkatan dalam empat tahun terakhir dalam produksi padi nasional.
Pada 2015 produksi padi nasional sebanyak 75,39 juta ton, meningkat jadi 79,35 juta ton di tahun 2016, lalu 2017 menjadi 81,38 juta ton dan 2018 berjumlah 83,03 juta ton.
Pencapaian itu juga tidak terlepas dari pembenahan tata kelola para petani. Dalam empat tahun ini 5,9 juta petani menerima subsidi pupuk melalui kartu tani. Akhir tahun ini verifikasi seluruh petani yang berjumlah 8,8 juta orang harus sudah selesai.
Pemerintah Jokowi juga memberi bantuan kepada beberapa kelompok tani berupa pupuk, bibit dan alat pertanian.
Pemberdayaan Masyarakat Miskin
Terhadap masyarakat yang rentan ini Pemerintah Jokowi memiliki Program Keluarga Harapan (PKH). Pada 2012 jumlah keluarga yang mengikuti program tersebut sebanyak 2,8 juta menjadi 10 juta pada 2018.
Pada tahun 2019 setiap keluarga penerima manfaat akan menerima bantuan dua kali lipat dari 2018 yaitu Rp 3.780.000 per keluarga per tahun.
Selama empat tahun ini Pemerintah Jokowi juga berhasil mendistribusikan 13,8 juta sertipikat tanah rakyat di seluruh Indonesia.
Pasar Baru
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di dalam dan luar negeri, Pemerintah Jokowi antara lain melakukan revitalisasi pasar periode 2015 – 2019. Targetnya 5000 pasar tradisional dan untuk mencapainya tinggal 788 pasar yang akan direvitalisasi tahun depan.
Tingkatkan pelayanan dan akses yang lebih baik untuk pedagang dan pembeli sehingga nyaman bertransaksi di pasar tradisional.
Pemerintah juga akan membuka pasar ekspor baru untuk barang-barang produksi Indonesia. Nilai ekspor pun terus meningkat sejak 2016 senilai 145,1 miliar dolar AS menjadi 168,7 dolar AS di 2017 atau naik 16,2 persen.
Sedangkan pada periode Januari – September 2018 nilainya juga naik 9,41 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. Jan sept 2018 nilai ekspor 134,9 miliar dolar AS, sedangkan tahun sebelumnya 123,3 miliar dolar AS.
Pemerintah Indonesia juga berhasil memenangkan 17 sengketa dagang di dunia sehingga menyelamatkan nilai ekspor hingga 887,18 juta dolar AS.
Pengangguran dan Kemiskinan
Dampak kerja sektor ekonomi itu, pengangguran di kota dan desa menurun sejak 2016 dengan angka 5,7 persen hingga 5,13 persen pada 2018. Pengangguran di kota turun dari 6,60 persen 2016 menjadi 6,34 persen 2018, sedangkan pengangguran di desa turun dari 4,51 persen tahun 2016 menjadi 3,72 persen di 2018.
Jumlah tenaga industri pun terus meningkat dari 15,49 juta orang pada 2015 menjadi 17,50 juta orang di tahun 2018.
Akibat lain dari program pembangunan itu adalah menurunnya angka kemiskinan. Tahun ini angka kemiskinan untuk pertama kali tembus satu digit atau 9,84 persen yang berarti sebuah sejarah bagi Indonesia, sebab di awal Pemerintah Jokowi pada 2014 angka itu baru 11,25 persen.
Pengelolaan pariwisata juga berhasil menambah terus pundi-pundi devisa kita dari 175 miliar dolar AS pada 2015 menjadi 202 miliar dolar pada 2017. (Nefan Kristiono)