Viral

“Jelang Munas Medan, Capres KAHMI Mulai Gerilya Turba Galang Dukungan”

Jawa Tengah, MI -Pelaksanaan Munas X Majelis Nasional KAHMI di Medan tinggal menghitung hari. Sebanyak tiga puluh lima orang calon presidium (capres) dinyatakan memenuhi syarat pada tahap awal. Selanjutnya para capres tersebut mulai bergerilya menggalang dukungan di basis-basis massa yang ada di daerah. Sebagaimana juga yang dilakoni oleh tiga kandidat Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), yang berkampanye untuk mendapatkan dukungan melalui acara Silaturahim Majelis Wilayah KAHMI DIY- Jawa Tengah, pada Sabtu (04/11) siang.
Acara yang dihadiri ratusan kader dan alumni tersebut digelar di Gedung Seminar Timur FISIPOL UGM, Yogyakarta dengan menghadirkan Ir. Subandriyo, Erwin Muslimin Singajuru, SH. MH, dan Sigit Pamungkas SIP. MA.
Pada acara tersebut, selain ketiga capres yang mulai turun ke bawah atau turba menemui massa, mereka juga memaparkan visi misi unggulan masing-masing.
Salah satu kandidat capres, Erwin Muslimin Singajuru, SH. MH  yang saat ini menjabat sebagai anggota DPR RI Komisi 8 dari Fraksi PDIP menyatakan siap untuk membawa KAHMI menjadi lebih baik daripada kepemimpinan Prof. Mahfud MD. Erwin bahkan mengkritik KAHMI periode 2012-2017 program-programnya belum membumi. “Saya salut program-program KAHMI sekarang banyak. Namun ada oto kritik untuk kepengurusan beliau Pak Mahfud. Mungkin karena beliau basicnya akademisi, jadi program-programnya masih berada di menara gading,” ujar alumni FH UII yang pernah dua periode menjadi Ketua Umum HMI Cabang Yogyakarta era 80an ini.
Dikatakan lebih lanjut bahwa, di KAHMI banyak akademisi yang memiliki jaringan yang cukup luas baik di politik maupun birokrasi. “Namun, sayangnya belum ada lembaga pendidikan yang dibangun oleh KAHMI. Belum ada terpikir membuat Universitas KAHMI, SMA KAHMI dan lembaga-lembaga pendidikan KAHMI,” ujarnya.
Ke depan, kata dia, dirinya ingin agar kader KAHMI menjadi pejuang, pemikir, dan cendekia.
Sementara capres lainnya, Subandriyo, menyampaikan bahwa hingga saat ini KAHMI memang diakui perannya dalam memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negara. “KAHMI era kepemimpinan Prof. Dr. Mahfud MD saat ini, bahkan sudah disejajarkan dengan Organisasi Massa (Ormas) Islam sekaliber Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU),” katanya yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) MN Kahmi Periode 2012-2017.
Bahkan menurutnya, di kancah internasional KAHMI disejajarkan dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI). “Namun demikian, masih banyak yang harus KAHMI benahi di masa mendatang,” tambah dia. Subandriyo menduga bahwa, saat ini banyak alumni HMI yang kurang tertarik dengan dunia entrepreneur.
“Padahal, penguatan ekonomi umat saat ini menjadi sesuatu yang penting untuk digagas KAHMI, anggota KAHMI kebanyakan ada di tiga profesi, politisi, birokrat, atau akademisi, yang pengusaha masih jarang,” imbuhnya. Ke depan, salah satu program unggulannya adalah bagaimana menumbuhkan jiwa wirausaha di tubuh KAHMI.
Sedangkan capres Sigit Pamungkas, SIP. MA yang mantan Komisioner KPU Pusat memaparkan tujuh program untuk KAHMI mendatang. Menurut alumni FISIP UGM ini, HMI perlu menjadi golden bridge, jembatan emas bagi pemersatu elemen bangsa. “Kita musti menyatukan kembali komponen ummat dan bangsa. Ke depan KAHMI harus mampu mempererat silaturahmi kebangsaan, sehingga kita tidak hanya sekadar menjadi bagian dari elemen yang ada, tapi menjadi pemersatu semua elemen,” kata Dosen Ilmu Politik Fisip UGM ini.
Menurutnya, saat ini dari berbagai elemen ummat Islam concern dengan pendidikan, tetapi itu blm menjamin membuat kuat umat Islam. Titik lemahnya, kata dia, masih adanya ruang kosong yang perlu diisi yaitu, penguatan ekonomi ummat.
“Kita tidak perlu menandingi NU dibidang pesantren dan Muhamadiyah di bidang pendidikan, tapi melengkapi dengan mengembangan ekonomi ummat. Ke depan KAHMI harus punya amal usaha sendiri,” paparnya.
Masih menurut Sigit, KAHMI juga perlu mengembangkan management organisasi berbasis  teknologi. Kita mesti mengembangkan teknologi untuk managemen. Jika kita bersinergi, tambah dia, akan banyak hal yang bisa dicetak.
“Nantinya bisa kita identifikasi, sebenarnya kita lebih kuat di sisi mana. Saya mencontohkan 5 tahun berkiprah di HMI, ada 34 Provinsi, dimana komisioner KPU diisi banyak alumni HMI. Ada 70 orang di KPU Provinsi. Saya hitung gajinya bisa 1,2 M per Komisioner KPU. Artinya mengoptimalkan jaringan dengan baik, tanpa harus menyumbang secara individu system sudah berjalan,” tambah dia. Mantan anggota KPU Pusat tersebut juga menekankan KAHMI harus mengawal kebijakan pemerintah secara proporsional.
“Jika kebijakan itu baik, maka harus didukung, namun sebaliknya jika ada kebijakan yang perlu dikritisi maka harus disampaikan,” pungkasnya.
Sebagaimana direncanakan, para capres tersebut akan melanjutkan kegiatan turbanya di wilayah Semarang, Jawa Tengah pada esok hari Minggu.(SO)

Tags

Related Articles

Close