MATA INDONESIA, BANGKALAN – Jika ada orang yang mengaku ulama memukuli orang sampai berdarah-darah, menurut Presiden Jokowi, memang pantas diproses hukum.
“Urusannya dengan polisi bukan dengan saya. Ya mesti seperti itu. Masa mukuli sampai berdarah-darah. Saya sih enggak ngerti. Mesti polisi bertindak kalau ada kasus hukum seperti itu. Kalau enggak ada kasus lalu dibawa ke hukum, ngomong saya. Kalau ada kasus hukum, ya saya sulit,” ujarnya di Bangkalan, Rabu 19 Desember 2018.
Jokowi mengaku tidak bisa mengintervensi hukum yang sedang berjalan. Tetapi jika bukan kasus hukum dia mengaku siap membantu.
Jika itu yang terjadi menurut Jokowi bukan sebuah kriminalisasi tetapi yang bersangkutan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di muka hukum.
Dia seperti dikutip Antara, juga merasa heran sering dituding anti ulama. Padahal sudah tidak terhitung dia berkunjung ke pesantren dan tak terhitung pula dia bercengkrama dengan ulama.
Selain itu dia juga yang menandatangani keputusan presiden pada 2015 tentang peringatan hari santri setiap 22 Oktober.
Di Bangkalan, Presiden menghadiri Deklarasi Akbar Ulama Madura Bangkalan yang digelar di Gedung Serba Guna Rato Ebuh, Bangkalan.(Nefan Kristiono)