News

Jokowi Sukses Menambah Devisa Negara dari Sektor Pariwisata

MATA INDONESIA, BOGOR – Keberhasilan Presiden Joko Widodo mengoptimalkan potensi pariwisata yang dimiliki Indonesia untuk menjadi salah satu sektor prioritas penyumbang devisa negara terus mendapat pengakuan, salah satunya dalam diskusi yang digelar Komite Mahasiswa dan Pemuda Reformasi (KMP-Reformasi) di Bogorm 24 November 2018 lalu.

Diskusi bertajuk ‘Keberhasilan Jokowi dalam Menambah Devisa dari Sektor Pariwisata’ itu menghadirkan dua narasumber yang ahli dalam bidang ekonomi dan perpolitikan. Narasumber yang pertama adalah Bangun Udi Mustika, SIP, MA, seorang pengamat politik dari Universitas Gajah Mada (UGM), dan yang kedua merupakan praktisi ekonomi dari Universitas Indonesia (UI), Dr. Achmadi Hasani P.hd.

Bangun Udi Mustika mengatakan indikator dari demokrasi adalah kebebasan yang ditafsirkan dalam pemunculan opini yang mulai berkembang. Saat ini, pemerintah dinilai telah menempatkan pariwisata sebagai leading sector dalam membangun perekonomian Indonesia.

Selain itu, pemerintah dinilai telah memiliki respons baik terhadap peningkatan pariwisata Indonesia yang menduduki peringkat 42 dari sekitar 140 negara dengan sektor unggulan pariwisata. Di sisi lain, telah terjadi fenonema peralihan tujuan wisata turis mancanegara dari Eropa menjadi Asia khususnya Asia Tenggara.

“Sektor pariwisata memiliki prospek pembangunan ekonomi yang besar dan akan berdampak positif bagi masyarakat, seperti tersedianya lapangan pekerjaan, berkembangnya transportasi dan maraknya pembangunan infrastruktur lainnya,” kata Bangun Udi Mustika.

Ia juga menyebut pemerintahan Jokowi-JK telah berupaya memberikan kebijakan yang mendukung berkembangnya pariwisata seperti penyederhanaan birokrasi. Berdasarkan data dari tahun 2015 menunjukkan adanya tren peningkatan kunjungan wisatawan. Hal tesebut diduga dikarenakan adanya pembangunan infrastruktur pendukung di daerah-daerah yang memiliki potensi objek wisata.

Selain itu, kebijakan hutang luar negeri pemerintah Indonesia berdasarkan data menunjukkan pada tahun 2016 menjadi tahun tertinggi kegiatan berhutang pemerintah namun pada tahun 2017 dan 2018 cenderung menurun.

Sementara Achmadi Hasani berkata pembangunan infrastruktur menunjang capaian pariwisata dan berdampak positif dalam menghasilkan devisa negara. Meskipun masih kalah dengan negara seperti Cina yang cadangan devisanya paling besar, namun, tahun 2018 ini pariwisata Indonesia terus digenjot sebagai corong utama pemasukan devisa.

Di akhir diskusi, perwakilan KMP-Reformasi memberikan testimoni terakit diskusi tersebut. KMP-Reformasi mendukung penuh dan memberikan apresiasi kepada pemerintahan Jokowi-JK karena telah menunjang pengembangan pariwisata melalui pembangunan infrastruktur.

“Kita sebagai mahasiswa patut memberikan apresiasi sebagaimana beberapa pembangunan ekonomi infrastruktur di Indonesia seperti Trans Sumatera dan Trans Papua. Dengan demikian pariwisata telah berkembang baik di masa pemerintahan Jokowi-JK,” kata perwakilan KMP-Reformasi. (Ryan)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also

Close
Close