News
Jokowi Tutup Perdagangan Saham, IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sejak Bursa Efek Berdiri

MATAINDONESIA.ID, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada perdagangan terakhir tahun 2017 ditutup naik 41,6 poin atau sekitar 0,66% ke level 6.355,65. Capaian ini merupakan level tertinggi baru sepanjang masa bursa efek berdiri.
IHSG terus melanjutkan tren penguatan selama bulan Juni dan Juli 2017 dan kembali mencatat rekor tertinggi, yakni 5.900 pada 3 Juli 2017.
Akhir Oktober 2017, kapitalisasi pasar BEI mencatat rekor baru menembus Rp 6.602,76 triliun. IHSG kembali mencatat rekor sepanjang sejarah, menembus level 6.000 pada 25 Oktober 2017.
Penutupan perdagangan saham 2017 secara resmi ditutup oleh orang nomor satu di Republik ini, Presiden Joko Widodo. Tercatat, sebanyak 222 saham mengalami penguatan, 149 saham melemah, dan 117 saham lainnya tidak berubah harga. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di kisaran 6.321,09 hingga 6.386,32.
Volume transaksi saham yang diperdagangkan sekitar 26,05 saham dengan frekuensi transaksi sebanyak 315.201 kali dan nilai perdagangan sebesar Rp27,92 triliun. Masifnya nilai perdagangan hari ini juga didukung adanya transaksi atas saham Bank Danamon Indonesia (BDMN).
Hampir seluruh indeks sektoral saham catat penguatan kecuali sektor pertambangan yang turun 0,65% dan sektor perdagangan melemah 0,49%. Sektor yang mengalami kenaikan tertinggi adalah sektor aneka industri sebesar 2,77%, infrastruktur 1,3%, dan sektor manufaktur 1,22%.
Usai menekan tombol menandai berakhirnya perdagangan saham tahun ini, Jokowi menyampaikan, pencapaian pasar modal patut diapresiasi karena cetak rekor IHSG tertinggi sepanjang masa.
“Hari ini IHSG ditutup di 6.355,65. Ini angka banyak yang tidak menyangka. Dulu kalau bisa 6.000 saja kita sudah merasa untung. Kerja keras BEI patut kita apresiasi dan syukuri bersama,” pungkasnya.
Naiknya IHSG ke rekor tertinggi merupakan bukti tingginya kepercayaan investor terhadap kinerja pemerintah dan perekonomian Indonesia. Keputusan Fitch Ratings menaikkan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB dengan outlook stabil juga meningkatkan sentiment positif pasar investasi dalam negeri. (WO)