News

‘Keras Kepala’ Jokowi di Infrastruktur Demi Generasi Masa Mendatang

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebagian orang berpendapat bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah sosok pemimpin yang kalem dan sabar. Namun hal itu dibantah oleh Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika, yang menganggap mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut sosok yang keras kepala.

Menurut dia, maraknya pembangunan infrastruktur selama beberapa tahun terakhir tidak lepas dari ‘keras kepala-nya’ Presiden Joko Widodo. Meski tidak sedikit kalangan yang menganggap kebijakan itu tidak bermanfaat untuk jangka pendek, namun hal tersebut tetap dilakukan dan perlahan mulai kelihatan hasilnya di daerah-daerah yang merasakan dampak pembangunan.

Ia menceritakan kenapa pemerintah memilih membangun infrastruktur dalam jumlah besar. Salah satu yang mendorong hal itu adalah keyakinan Jokowi bahwa hal tersebut memang diperlukan sebagai landasan bagi generasi di masa mendatang.

“Harus ada yang keras kepala ambil risiko untuk itu. Mungkin tidak bisa kita rasakan dalam jangka pendek, atau jangka menengah dalam 5 tahun ini. Tapi percayalah, ini satu generasi bisa ditutup dengan adanya pilihan untuk melakukan pembangunan infrastruktur demi adanya investasi tadi,” kata Ahmad di Jakarta, Rabu 26 September 2018.

Ahmad menjelaskan, jika bicara ekonomi, ujungnya adalah mengupayakan investasi masuk ke dalam negeri sehingga roda perekonomian bisa berjalan. Agar investasi bisa berjalan mulus, perlu dukungan infrastruktur yang memadai.

Dia mencontohkan, jika ada seorang investor ingin berinvestasi di suatu daerah namun belum ada akses terhadap listrik, bahkan jaringan internet, maka bisa jadi investasi tersebut tidak jadi dilakukan.

Termasuk bila akses menuju ke tempat yang dimaksud masih sulit, atau belum ada bandara maupun jalan yang baik di sana. “Pembangunan yang berkelanjutan di masa mendatang butuh dukungan dari infrastruktur,” kata Ahmad.

Ketika disinggung tentang pilihan terhadap infrastruktur yang dinilai tidak populis, Ahmad membenarkan pandangan itu. Meski dianggap sebagai kebijakan yang tidak populis, namun Jokowi menilai hal itu sangat penting sebagai modal untuk menjalani hari-hari berikutnya dengan lebih optimistis.

“Bahwa ada yang masih kurang, keterbatasan dan seterusnya, tentu itu tipikal dari keseluruhan program pembangunan yang terjadi di semua negara. Tapi, yang paling pokok adalah cara pandang dan eksekusi yang makin bagus dari waktu ke waktu,” ujar Ahmad. (Tian Rayya Bahlamar)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close