
MATAINDONESIA.ID – Siapa mahluk pertama yang terbang ke luar angkasa? ternyata seekor anjing.
Hewan ini diterbangkan dalam program antariksa Uni Sovyet alias Rusia. Pada 3 November 1957, hewan ini diluncurkan dengan satelit buatan Sputnik II dari Baikonur Cosmodrome.
Laika telah dilengkapi dengan monitor untuk memeriksa detak jantung dan tanda-tanda vital lainnya. Ia dilaporkan tenang selama jam-jam pertama penerbangan.
Para ilmuwan Rusia sangat tertarik pada efek radiasi matahari dan tanpa gravitasi pada organisme hidup.
Dilansir di BBC, radio Moskow melaporkan, Sputnik II diluncurkan untuk memperingati 40 tahun Revolusi Oktober dan memberikan rincian tentang isi dan orbit pesawat ruang angkasa.
Sputnik II memiliki berat setengah ton (508 kg) dan membawa instrumen untuk mempelajari sinar matahari dan kosmik, dan suhu dan tekanan. Satelit ini juga membawa dua pemancar radio dan wadah tertutup rapat yang berisi hewan percobaan di dalamnya, serta pasokan oksigen dan makanan.
Perjalanan yang ditempuh lebih dari 1.500 km dari atas Bumi, lebih tinggi dari Sputnik I. Satelit tersebut mengorbit sekitar 8 km per detik dan akan memakan waktu satu jam 42 menit untuk mengelilingi Bumi.
Rusia kemudian mengumumkan Laika tewas tanpa rasa sakit setelah seminggu berada di orbit.
Namun pada 2002 bukti baru mengungkapkan, anjing itu ternyata mati karena panas dan panik hanya beberapa jam setelah lepas landas. Sputnik II yang membawa Laika terbakar di atmosfer bumi di Barbados pada 14 April 1958, lima bulan setelah peluncuran. Tiga tahun kemudian, Rusia meluncurkan manusia pertama dengan mengirim Yuri Gagarin ke orbit pada 12 April 1961.
Sebelum program penerbangannya, Laika adalah anjing terlantar yang berjalan tak tentu arah di jalanan Moskow. Para pekerja di pusat penelitian mengumpulkan anjing-anjing terlantar untuk percobaan tersebut. Mereka berpendapat bahwa anjing terlantar lebih tangguh dan dapat beradaptasi dengan kondisi ruang angkasa. Sebelum Laika, anjing terlantar lainnya bernama Albina sudah diterbangkan dalam roket yang menuju ke ruang angkasa. Roket tersebut hanya terbang setengah jalan saja, kemudian kembali ke daratan dengan selamat.
Sputnik 2, nama satelit yang akan ditumpangi Laika hanya memiliki ruangan yang sedikit lebih besar dari mesin cuci. Untuk melatih Laika supaya terbiasa dengan ruangan itu, ia dipaksa tinggal di kandang yang sempit selama 20 hari. Di kandang itu ia hanya bisa duduk dan berbaring tanpa melakukan apa pun. Kondisi ini membuatnya panik.
Dr Vladimir Yazdovsky adalah ilmuwan yang meneliti dan melatih Laika. Sehari sebelum penerbangan, ia membawa pulang Laika ke rumahnya supaya dapat bermain dengan anak-anaknya. Vladimir merasa kasihan pada Laika karena hidupnya tidak lama lagi akan berakhir.
Saat Laika sudah dipersiapkan untuk terbang, rupanya terdapat malfungsi pesawat yang harus diperbaiki. Perbaikan ini memakan waktu tiga hari. Selama itu, Laika terkurung di dalam pesawat dengan suhu ruangan minimum tanpa mampu bergerak. Para ilmuwan mengusahakan yang terbaik untuk merawat Laika. Mereka menyediakan pemanas dan terus menjaganya.
Ketika akhirnya roket diluncurkan, Laika mengalami kepanikan. Detak jantungnya meningkat hingga tiga kali lipat dari detak jantung normal. Ia tentu tidak memahami apa yang sedang terjadi. Binatang malang itu merasa gelisah tanpa bisa bergerak karena ruangan yang ia huni sangatlah sempit. Saat roket keluar dari atmosfer Bumi, detak jantung Laika kembali normal.
Rusia kerap mengatakan Laika hidup selama satu hari di ruang angkasa. Ia mati karena memakan makanannya yang beracun. Kebohongan ini kemudian terkuak setelah seorang ilmuwan Dimitri Malashenkov mengungkapkan bahwa Laika tewas hanya tujuh jam setelah berada di ruang angkasa.