News

Mantap Jadi Tuan Rumah Olimpiade, Ini yang Harus Dipersiapkan oleh Indonesia

MATA INDONESIA, JAKARTA-Keinginan Negara Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2020 harus sudah dipersiapkan secara matang dengan membentuk tim khusus serta persiapan dana yang besar.
Hal itu diungkapkan oleh

Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Erick Thohir,  usai menghadiri peluncuran buku ‘Turbulensi Sport di Indonesia’ milik Sekretaris Menpora Gatot S. Dewa Broto di Media Center Stadion Utama Gelora Bung Karno (SU GBK), Kamis 15 November 2018.
Bos Mahaka Group itu mengatakan buku yang diluncurkan Sesmenpora terkait Asian Games dan Asian Para Games dapat menjadi pelajaran untuk menjadi tuan rumah multievent berikutnya.

“Semoga setelah Asian games kita bisa menjadi tuan rumah Olimpiade. Tentu dengan persiapan yang baru bisa dilakukan tahun depan. Sebab, 2019 ada pemilu. Setelah itu baru kita bisa bentuk tim,” kata Erick.

Pembentukan tim sangat penting karena meski waktunya masih beberapa tahun untuk melakukan penawaran resmi, negara lain yang ingin menjadi tuan rumah juga menyiapkan tim khusus untuk meyakinkan mereka siap.

“Katanya kan Korea Utara dan Korea Selatan ingin mengambil momen ini sebagai tuan rumah. Dan kita tidak boleh kalah,” katanya.

Anggaran menjadi aspek krusial lainnya. Berkaca dari anggaran penyelenggaraan Asian Games Rp 4,5 triliun, dari usulan sebenarnya Rp 8,7 triliun. Nah, untuk Olimpiade, Indonesia harus menyiapkan empat kali lipat dari itu.

“Saya tidak tahu nanti siapa Presidennya saat itu tapi jika tidak siap anggarannya, ya lebih baik jangan menjadi tuan rumah. Daripada kita dipermalukan,” ujarnya.

Erick juga menilai Jakarta dan Jawa Barat masih menjadi kota favorit untuk menyelenggarakan multievent. Hal ini tak lepas dari ketersediaan lapangan sepakbola.

“Kan tidak mungkin gara-gara olimpiade Jakarta harus membangun tambahan lima lapangan sepakbola. Ini yang pasti mau tak mau entah Jabar atau Banten bekerja sama,” katanya.

Pertimbangan lain soal jarak dan infrastruktur yang dibangun, terutama transportasi publiknya. Dirinya yakin dengan adanya olimpiade tentu fasilitas publiknya akan dikembangkan. Tapi jangan juga melihat untung rugi karena bicara membangun infrastruktur rugi juga.

Kita tidak bisa berpikir bisnis tapi orientasinya servis kepada rakyat. itu yang saya bilang event olimpiade bukan hanya olahraganya saja, tapi infrastruktur dan fasilitasnya dibangun,” ujarnya.
Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close