Gaya HidupHeadline
Mau Dapat Rumah Gratisan? Cek di Artikel Ini

MATA INDONESIA, JAKARTA – Buat masyarakat Indonesia yang belum memiliki rumah tinggal, dengan membaca artikel ini Anda bisa mendapatkan rumah murah dan bahkan gratis. Kok bisa? Tentu saja bisa.
Pasalnya, menurut data Kementerian Urusan Dalam Negeri, ada 8.192.000 rumah kosong yang tanpa penghuni. Angka ini lebih tinggi dari tahun 2008 yang tercatat ada 7.568.000 rumah kosong.
Dari jumlah tersebut ada pemilik yang menawarkan rumahnya secara gratis. Sementara untuk rumah yang tidak gratis, harga yang ditawarkan berkisar dari Rp 64 Juta hingga Rp 2,5 miliar. Nominal itu tergantung pada lokasi, usia rumah, dan kondisi.
Tapi tunggu dulu, jutaan rumah kosong ini hanya ada di Jepang. Bukan di Indonesia lho.
Jutaan rumah kosong itu disebabkan menyusutnya populasi Jepang, banyak rumah kosong dan membuat harga properti lebih murah dan bahkan gratis. Kurangnya populasi menyebabkan fenomena properti yang tidak biasa: semakin banyak rumah daripada orang yang menghuni.
Rumah gratis kadangkala membutuhkan renovasi yang lumayan besar karena rumah sudah tua. Namun beberapa pemerintah lokal, seperti prefektur Tochigi dan Nagano, menawarkan subsidi untuk renovasi rumah kosong.
Sementara Fujitsu Research Institute memperkirakan pada 2033, jumlah rumah kosong diperkirakan melampaui 20 persen dari total rumah di Jepang. Mengutip CNN, Minggu 9 Desember 2018, tahun 2013 tercatat ada sekitar 61 juta rumah dan 52 juta rumah tangga di Jepang menurut laporan Japan Policy Forum. Namun situasi semakin buruk.
Populasi Jepang diperkirakan menyusut dari 127 juta turun hingga 88 juta pada 2065, ungkap National Institute of Population and Social Security. Ini artinya semakin sedikit pula yang butuh properti. Generasi muda juga banyak yang meninggalkan desa dan ke kota untuk bekerja sehingga rumah-rumah di pedesaan semakin kosong. Di Jepang rumah kosong dikenal dengan istilah “akiya”
“Pada 2014, kami menemukan bahwa Okutama adalah salah satu dari tiga prefektur Tokyo yang diperkirakan akan hilang pada 2040,” ujar Kazutaka Nijima, pejabat Okutama Youth Revitalization (OYR), lembaga pemerintah yang bertugas mengupayakan peningkatan populasi kota tersebut.