Viral
Menakar Kembali Elektabilitas Capres Pemilu 2019

Jakarta (MI) – Bertolak dari dinamika politik terkini, sejumlah pihak memprediksi skenario Pilpres 2014 terulang kembali di 2019, setelah UU Pemilu yang mewajibkan parpol-parpol untuk berkoalisi. Sejumlah nama mencuat, namun nama yang sama tetap muncul yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Setidaknya sudah ada tiga parpol yang menyatakan akan mengusung Jokowi di Pilpres 2019 yaitu Golkar, NasDem dan PPP. Sementara itu, Gerindra selalu menggaungkan Prabowo sebagai capres. Kemungkinan adanya calon alternatif tetap ada namun akan lebih sulit jika Undang-undang Pemilu tidak diamputasi oleh Mahkamah Konstitusi (MK) melalui uji materi, mengingat pengusung Capres harus memenuhi presidential threshold 20%.
Dengan konstelasi politik dan beratnya persyaratan tersebut, maka rivalitas Pilpres 2014 yang memunculkan dua petarung Jokowi Vs Prabowo diprediksi kembali terulang di Pilpres 2019 yang akan datang. Pada Pilpres 2014 lalu, Jokowi-JK dinyatakan sebagai pemenang Pilpres dengan suara sebesar 53,15%, sementara pasangan Prabowo-Hatta hanya memperoleh suara 46,85%.
Berikut hasil survei sejumlah lembaga yang menakar kembali elektabilitas dan dukungan terhadap Jokowi dan Prabowo pada Pilpres 2019.
Survei SMRC yang dirilis pada 24 Juli 2016
Joko Widodo: 32,4%
Prabowo Subianto: 9,4%
Survei dilaksanakan pada 22-28 Juni 2016 di 34 provinsi dengan teknik wawancara tatap muka terhadap responden sebanyak 1.027 warga yang punya hak pilih. Margin of error rata-rata 3,1% dengan tingkat kepercayaan 95%.
Survei SMRC yang dirilis pada 8 Juni 2017
Joko Widodo: 53,7%
Prabowo Subianto: 37,2%
Survei dilakukan pada 14-20 Mei 2017 dengan 1500 responden pada WNI yang berumur 17 tahun atau lebih. Margin of error penelitian tersebut plus-minus 2,5 persen, sedangkan tingkat kepercayaannya 95 persen. Responden dipilih lewat wawancara tatap muka oleh pewawancara yang dilatih.
Survei Indo Barometer yang dirilis pada 7 April 2015
Joko Widodo: 45,8%
Prabowo Subianto: 30%
Survei dilakukan pada 15-25 Maret 2015 dengan 1.200 responden. Responden survei ini dipilih dengan metode multistage random sampling dan margin of error sebesar ± 3,0%
Survei Indo Barometer yang dirilis pada 22 Maret 2017
Joko Widodo: 50,2%
Prabowo Subianto: 28,8%
Dilaksanakan di 34 provinsi pada 4-14 Maret 2017. Dengan jumlah responden 1.200 orang, margin of error pada survei tersebut kurang-lebih 3,0%.
Survei Populi yang dirilis pada 26 Oktober 2015
Joko Widodo: 36,6%
Prabowo Subianto: 24,3%
Survei dilakukan tanggal 15 Oktober sampai 22 Oktober 2015 dengan metode wawancara tatap muka di seluruh 34 provinsi di Indonesia mulai dari. Besaran sampel adalah 1.200 responden, dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling). Margin of error survei ini sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%.
Survei CSIS yang dirilis pada 25 Oktober 2015
Joko Widodo: 36,1%
Prabowo Subianto: 28%
Survei ini dilakukan selama 14 hingga 21 Oktober 2015 melalui wawancara tatap muka. Survei dilakukan secara acak pada 1.183 orang secara proporsional di 34 provinsi. Penarikan sample secara multi-stage random sampling dengan margin error sekitar 2,85 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. (TGM)