HeadlineKisah

Menguak Jejak Impor Senjata Api Asli Minangkabau di Masa Lampau

MATA INDONESIA, JAKARTA – Beberapa temuan dari naskah kuno maupun literatur asing mengungkap banyak kisah adanya impor pengetahuan pembuatan senjata api dari Minangkabau ke Melayu. Salah satunya naskah Hikayat Siak.

Naskah yang dilaporkan John Anderson (1826) itu menyebutkan Kerajaan Siak tahun 1820 memiliki banyak bedil atau senjata api yang diimpor dari Minangkabau.

Bahkan Marsden (1811) menyebutkan bahwa orang Minangkabau memiliki kepandaian dalam membuat senjata yang disebut istinggar. Kata dia, pusat pembuatan senjata ini berada di sekitar wilayah yang memiliki potensi belerang di Sumbar dekat Payakumbuh serta Sungai Puar.

Dalam penelitian Marsden juga disebutkan berbagai filosofi, latar belakang, cara penggunaan, tradisi hingga istilah tentang senjata bedil tersebut. Meski kebenarannya dari temuan tersebut hingga saat ini masih perlu dibuktikan dengan penemuan yang lebih otentik, namun sudah dapat menjadi pembuka bagi peneliti lain untuk melakukan riset sejarah senjata tersebut.

Hal itulah yang membuat ilmuwan sejarah asal Malaysia, Wan Mohd Dasuki Wan Hasbullah, melakukan penelitian tentang bedil atau senjata api yang berasal dari Minangkabau. Penelitian itu untuk membuktikan benar tidaknya warga Minang di masa lalu mampu membuat senjata api.

Menurut Dasuki, penelitian yang dimulai sejak 2008 tersebut mengandalkan temuan naskah atau ulasan historis yang membuktikan masyarakat Minangkabau mampu membuat senjata api.

Pada beberapa naskah dan temuan benda sejarah disebutkan, senjata api yang berkembang di tanah Melayu seperti Siak, Malaka dan daerah lainnya berasal dari Minangkabau.

“Patokan penelitian adalah keterkaitan antara ‘badia balansa’ atau senjata laras panjang yang diduga pernah digunakan untuk Perang Paderi, dengan senjata api yang berkembang di sejarah masyarakat Melayu,” kata Dasuki.

Dasuki berharap, para peneliti asli Sumbar atau Minangkabau dapat mengembangkan penelitian tersebut karena berkaitan dengan tradisi, pemikiran dan pengembangan teknologi saat ini.

Sebagai contoh pada beberapa kegiatan adat, badia balansa sering ditembakkan, seperti untuk kegiatan penghulu, pernikahan di daerah tertentu. Kemudian meski istilah tersebut juga kerap digunakan untuk istilah senapan angin, namun tetap sejarahnya harus dipastikan.

Penelitian ini sebagai pembuka atau pemanasan bagi peneliti seluruh dunia untuk mengungkap fakta sejarah terkait tradisi senjata di Minangkabau. Hal itu juga untuk membuktikan kepada dunia adanya pembaruan pemikiran budaya, bahwa Minangkabau tidak hanya terkenal dengan silatnya saja namun juga senjata yang digunakannya.

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close