News
Miris, 85 Ribu Anak-anak Mati Kelaparan di Yaman karena Perang

MATA INDONESIA, JAKARTA-Sejak perang melanda Yaman pada tahun 2015, 85 ribu anak-anak di bawah usia 5 tahun meninggal akibat kelaparan atau penyakit. Hal itu disampaikan oleh Organisasi kemanusiaan Save the Children berdasarkan data yang dikumpulkan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sebelumnya PBB telah mengingatkan bahwa 14 juta warga berada di ambang kelaparan di Yaman, yang tengah dilanda peperangan antara pasukan Yaman dengan para pemberontakan Houthi yang bersekutu dengan Iran.
“Setiap anak yang tewas itu akibat bom dan peluru, serta mati kelaparan,” ujar Direktur Save the Children’s negara Yaman, Tamer Kirolos seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis 22 November 2018.
Anak-anak yang meninggal dengan cara ini kata dia, sangat menderita karena fungsi organ-organ vital mereka menurun dan akhirnya berhenti. Sistem kekebalan tubuh mereka begitu lemah sehingga mereka rentan infeksi, dengan sebagian bahkan terlalu lemah untuk menangis.
Dengan adanya blockade koalisi Arab Saudi, Bantuan pangan ke Yaman terlambat sehingga membuat anak-anak kelaparan disana. Hal itu yang menyebabkan kematian besar disana.
Tak hanya itu, dalam beberapa pekan terakhir, ada ratusan serangan udara di Pelabuhan Hodeida dan sekitarnya, yang membahayakan nyawa sekitar 150 ribu anak yang masih terjebak di kota tersebut. “Save the Children menyerukan penghentian pertempuran dengan segera sehingga tak ada lagi nyawa-nyawa yang terenggut,” ujarnya.
Konflik berkepanjangan di Yaman tersebut dilaporkan telah menewaskan sekitar 10 ribu orang. PBB bahkan menyebut krisis di Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Lebih dari 22 juta orang atau tiga perempat dari populasi Yaman saat ini bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup.