HeadlineKisah

Miris! Kapal USS Renville Ternyata Dijual ke Lapak Besi Tua

MATA INDONESIA, JAKARTA – Jika mendengar kata Renville, masyarakat Indonesia pasti langsung berkata, “Oh itu perjanjian untuk menyelesaikan perselisihan atas Perjanjian Linggarjati tahun 1946 di kapal perang USS Renville.”

Sayangnya, nasib kapal perang bersejarah itu tak seindah cerita perjanjian Renville yang dilakukan pada 17 Januari 1948 tersebut. Tepat pada tahun 1982, kapal buatan Kaiser co, Vancouver pada 19 Agustus 1944 tersebut berakhir di ‘pisau cincang’ di lapak besi tua C.W Enterprises Ltd Kaosiung, Taiwan dan Farell Lines Inc.

Padahal, kapal perang yang mulai berlayar yang diresmikan 15 November 1944 tersebut sudah mengarungi pelbagai peristiwa bersejarah di belahan dunia.

MataIndonesia.id pun mencoba mengingatkan kembali jasa USS Renville di masa-masa kejayaannya. Seperti perannya sebagai kapal perang angkut-serbu kelas Haskell, Renville mengarungi samudera menuju pertempuran Guadalcanal pada Januari 1945, dengan dikomandoi Kapten William W. Ball.

Kemudian pada bulan Maret 1945 Renville mulai mengangkut 1620 pasukan siap tempur untuk invasi ke Okinawa. Saat itu kapal ini berfungsi menjadi pos komando divisi 1 Marinir China Utara.

Dalam sejarah perang, Renville pernah mengangkut pasukan dan suplai antara pulau-pulau di Pesisir Pasifik dan memainkan peran pendukung utama dalam kebijakan luar negeri Amerika Serikat.

Pada bulan September 1945 kapal Renville membawa 1436 tawanan perang sekutu Jepang ke Manila dan pada tahun 1946 Renville kembali mengangkut pasukan Amerika Serikat dan beroperasi di Pesisir Pasifik.

Saat beroperasi di pesisir pasifik, Renville diperintahkan untuk menuju Jakarta pada Desember 1947 sampai Januari 1948. Selanjutnya ketika di Jakarta, kapal ini menjadi saksi perundingan penyelesaian perdamaian antara militer Indonesia dan Belanda.

Setelah dari Indonesia, kapal ini kembali berlayar ke Samudera Pasifik. Ketika itu Jenderal McArthur dan Kepala Staf Gabungan mencoba meyakinkan Presiden Harry S Truman untuk terus memberikan bantuan militer Korea Selatan yang tengah berperang dengan Korea Selatan pada musim semi 1949.

Alhasil Renville dengan pasukan divisi 1 marinir berpatroli di Pusan Perimeter. Operasi yang dilakukan Renville kali ini terbilang diam-diam.

Karena secara resmi harusnya kapal bersandar di galangan kapal kapal Mare Island, di Vallejo, California, antara 1949 sampai 1953. Kenyataannya, dia memimpin Divisi Marinir 1 dan CIC ke 181 di Wonsan, Korea Utara pada tanggal 20 Oktober 1950, dan diduga terlibat dalam Operasi Chromite di Inchon, satu bulan sebelumnya.

Dua tahun kemudian, Renville ditugaskan kembali pada tanggal 5 Januari 1952 sebagai angkutan transportasi dan pendaratan pasukan Amerika Serikat. Dalam pertempuran Dien Bien Phu pada bulan Mei 1954, kapal ini berperan mengevakuasi pengungsi keluar dari Vietnam Utara dalam upaya kemanusiaan besar-besaran.

USS Renville kembali tur ke Pasifik barat, sebagai kapal pelatihan. Pada bulan September 1954, dia kembali ke California dan memulai perjalanan singkat (21 hari) ke Kobe, Jepang sebelum kembali ke San Diego pada tanggal 17 Maret 1955. Berangkat San Diego pada bulan Agustus dia berpartisipasi dalam latihan pendaratan di Iwo Jima pada bulan Februari 1956 dan kembali ke San Diego di bulan Maret.

Pada bulan Januari 1957 ia mengikuti latihan pendaratan di Camp Pendleton. Pada tur WestPac dari bulan Februari sampai September, dia mengikuti latihan pendaratan utama di Luzon timur pada bulan Maret dan satu lagi di daerah Pohang-Dong Korea pada bulan Juni.

Maret 1958 terjadi perang dingin telah membawa Renville ke Kepulauan Marsekal. Pada tahun 1961, dia dalam perjalanan ke Okinawa, dengan perintah untuk mengambil batalyon Divisi Marinir Ketiga yang menuju Filipina.

Kemudian, krisis rudal Kuba terjadi pada bulan Oktober 1962, Renville melintasi kanal Panama ke Atlantik sampai Mei 1963.

Kemudian berlayar untuk WestPac pada bulan Juni 1964, dan berpartisipasi dalam pembuatan film di Oahu Hawaii dari Otto Preminger’s “In Harm’s Way” pada bulan Juli.

Sebagai tanggapan atas serangan Teluk Tonkin pada bulan Agustus 1964, Renville kembali menjelajahi pantai Vietnam dari Da Nang ke Saigon dengan 1350 marinir yang status siaga selama 67 hari berturut-turut.

Replenished di Yokosuka dia melakukan tugas serupa dari Vietnam pada bulan November sebelum kembali ke San Diego 18 Desember di tahun yang sama. Setelah melakukan latihan pendaratan di Camp Pendleton Calif pada bulan Maret 1965, tur WestPac-nya bulan Mei sampai Agustus membawa dia ke Hawaii Okinawa Da Nang Qui Nhon Sasebo dan Yokosuka.

Setelah tugas lokal, dia memulai tur WestPac pada bulan Maret 1966 sampai Oktober membawa marinir ke Okinawa dan Chu Lai Vietnam sebelum bertugas sebagai kapal stasiun di Da Nang pada bulan Agustus dan September 1966.

Pada tahun 1967 dia bersiap untuk melakukan penonaktifan dan ditransfer ke Administrasi Maritim 23 April 1968. Setelah itu dia bergabung dengan Armada Pertahanan Nasional Suisun Bay Calif hingga tahun 1973.

Renville digunakan kembali sebagai pengangkut amfibi (LPA-227) pada tanggal 1 Januari 1969. Namun sial, dia mengalami kecelakaan karena ditabrak Kapal Angkatan Laut Register pada 1 September 1976.

Setelah itu dia dijual oleh Maritime Administration (MARAD) pada tanggal 19 Februari 1982 kepada C.W Enterprises LTD Kaosiung, Taiwan dan Farell Lines Inc. untuk dipreteli sebagai besi tua.

Meski sudah menjadi besi tua yang entah di mana rimbanya, USS Renvile tetap menjadi kapal bersejarah dalam Perang Dunia II. Bagi AS, Renville menjadi saksi dari sebuah failed diplomacy antara Indonesia dengan Belanda. 

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close