News
Nunggak Sewa Jakabaring Rp 1 M, Alex Noerdin Mundur dari Ketum KONI

MATA INDONESIA, JAKARTA-Gagal menyelesaikan tunggakan sewa kepada Jakabaring Sport City, Mantan Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin mengundurkan diri dari Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumatera Selatan.
Hal itu dikarenakan KONI Sumsel mengalami masalah keuangan. Payung organisasi olahraga Sumsel itu menunggak uang sewa kepada PT Jakabaring Sport City sebesar Rp 1 miliar.
Alhasil, masalah berimbas kepada pembinaan atlet Sumsel. Mereka tak bisa berlatih di kompleks olahraga itu. Alex meresponsnya dengan mundur dari jabatan ketua umum KONI. Pernyataan itu disampaikan oleh Ketua Harian KONI Sumsel, Dhenie Zainal, Kamis 24 Januari 2019.
Dhenie sekaligus menyebut dia yang menggantikan Alex. Dia menjadi petugas pelaksana ketua umum hingga Musyawarah Luar Biasa KONI Sumsel.
“Seperti diketahui, Alex menjabat Ketua KONI untuk kepentingan Asian Games 2018. Alex dapat izin langsung dari Mendagri sampai Asian Games dan pertanggungjawaban untuk tahun 2018,” ujar Dhenie dalam keterangan tertulisnya.
Setelah Alex mundur dari ketua umum KONI, Dhenie memastikan jika organisasi tetap berjalan. Dia juga menjamin pembinaan atlet bisa berlangsung. Dhenie merencanakan pelatda ke PON 2020 Papua dimulai Februari.
“Waktu nggak lama lagi untuk persiapan pra kualifikasi PON. Kami saat ini fokus pada pembinaan atlet dulu,” katanya.
Selain Alex, Dhenie menyebut beberapa pengurus KONI Sumsesl lain juga telah mengundurkan diri. Di antaranya, Ketua Harian Umum Nasrun Umar dan Sekretaris Umum Ahmad Taqwa.
“Kami sebenarnya sudah sangat banyak membantu untuk pembinaan atlet yang ada di Sumsel. Sayangnya, KONI sampai hari hari ini tak ada itikad baik melunasi pembayaran tungakan sewa Rp 1 miliar,” kata Dirut PT JSC, Meina Fatriani Paloh beberapa waktu lalu.
Tidak hanya itu, Meina menyebut KONI awalnya menunggak pembayaran jasa sewa gedung di tahun 2018 Rp 9 miliar. Namun karena keuangan terbatas, JSC memutuskan KONI untuk membayar Rp 1 miliar saja.
Tagihan tersebut bahkan sudah tiga kali diberikan kepada KONI sejak Desember 2018 lalu. Namun hingga kini belum ada itikad baik dari pengurus KONI mencari solusi pembayaran.