
MATA INDONESIA, JAKARTA – Masyarakat Kota Palu tiba-tiba masuk ke ruang rapat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kota dan membawa spanduk mosi tidak percaya kepada Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palu. Mereka menilai penanganan pascagempa di kota tersebut dinilai sangat lamban sehingga timbul beberapa kerusuhan kecil.
Kedatangan itu bertepatan dengan skorsing rapat yang sedianya mendengarkan pernyataan Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Syamsuddin Said yang dikenal dengan Pasha Ungu. Rapat tersebut memang diagendakan mendengarkan penanganan pasca bencana Palu.
Skorsing dilakukan karena anggota DPRD meminta penjelasan disampaikan Walikota Palu, bukan Wakil Walikota.
Kepada wartawan Pasha menegaskan siap mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wakil Walikota Palu bila dianggap tidak mampu menyelesaikan persoalan di kota tersebut usai dihantam gempa, tsunami maupun likuifaksi.
“Secara pribadi saya tidak ada masalah, saya siap diturunkan atau mengundurkan diri,” ujar Pasha di Palu, Rabu 17 Oktober 2018.
Pasha mengaku tidak ambil pusing terhadap kelompok masyarakat tertentu yang sengaja memperkeruh suasana agar tidak mempercayai kinerjanya. Dia menegaskan sudah menangani korban bencana dengan maksimal.
Sambil menahan tangis dia menjelaskan bantuan logistik yang datang di awal-awal pascagempa terjadi memang sangat terbatas. Aparatur pemerintahannya bahkan sudah bekerja keras memberi pelayanan maksimal kepada masyarakat agar bisa bangkit kembali.(kris)