Kisah
Pengamat: Ada Pihak Yang Berusaha Adu Domba Panglima TNI, BIN dan Polri

JAKARTA (MI) – Polemik pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengenai pengadaan senjata masih hangat diperbincangkan di media sosial. Meski Menkopolhukam Wiranto telah menegaskan hal itu terjadi karena komunikasi yang belum tuntas.
Pengamat intelijen Ridlwan Habib menilai ada pihak ketiga yang mencoba melakukan adu domba antara Panglima TNI, POLRI dan institusi BIN. Berdasarkan penelusuran dengan metode open source intelligence atau OSINT, operasi adu domba ini menggunakan medsos.
Ia merunutkan pada 23 September pukul 22.00 WIB, muncul tagar di media sosial #PanglimaTantangBIN . Tagar itu sempat menjadi trending topik di Twitter. “Dari penelusuran saya, itu menggunakan auto bot, mesin, bukan akun akun asli,” kata dia.
Alumni S2 Kajian Intelijen Universitas Indonesia ini menjelaskan, Tagar #PanglimaTantangBIN itu menggunakan link url sebuah berita di website www.perangbintang.com. Setelah dicek, website itu dihosting dari luar negeri.
Website perang bintang.com beralamat IP di 198.185.159.145 yang berada di Naples, Florida, Amerika Serikat. “Ada intensi dari pembuat situs itu untuk menyamarkan penjejakan,” ujarnya.
Kemudian pada 24 September pagi, isu makin memanas karena beredar berita melalui WhatsApp group yang mengutip situs perang bintang.com. Berita tersebut mengutip Kepala BIN yang sebenarnya tidak pernah diwawancarai.
“Tujuannya jelas fitnah dan menyesatkan,” tuturnya.
Ridlwan menambahkan, selain BIN, terdapat akun akun anonim yang memanaskan situasi dengan seolah-olah menuduh Polri mempunyai senjata ilegal. Bahkan dengan gambar gambar hoax.
Dia mencontohkan salah satu posting di media sosial yang menunjukkan tumpukan gambar senjata AK 47 yang disebut sebut milik Polri. Setelah ditelusuri di internet gambar tumpukan senjata tersebut merupakan gambar konflik Yaman 2016.
“Jadi memang tujuannya adu domba dengan modal gambar hoax,” katanya.
Dia menilai isu ini upaya pecah belah oleh kepentingan asing agar Indonesia gaduh. Tujuannya agar masyarakat saling curiga termasuk personel di dalam kepolisian, BIN, dan TNI.
Ia mengingatkan operasi intelijen asing yang sangat berbahaya karena mengadu domba para Bhayangkari negara.
“Padahal hubungan Panglima, Kepala BIN, Kapolri harmonis dan baik baik saja,” papar dia.
Dia meyakini pihak asing ingin menciptakan kegaduhan agar pembangunan di Indonesia terganggu. Masyarakat dibuat tidak tenang oleh isu isu sehingga resah dan tidak percaya pada pemerintah.
Menurut Rudlwan, respon Menkopolhukam dalam menenangkan suasana sudah tepat dan terukur. Jika kondisi kemudian terus memanas, ia memastikan ada kepentingan asing yang tidak ingin Indonesia akur, rukun dan damai.
Koordinator Indonesia Intelligence Institute itu menghimbau masyarakat umum agar bijak sebelum menyebar kabar di media sosial. Ia menegaskan masing masing institusi intelijen memiliki tugas dan kewenangan sendiri sendiri.
“Intelijen TNI adalah intelijen tempur untuk kepentingan military intelligence. Tugasnya adalah memastikan pertahanan nasional kuat dari kemungkinan serangan pihak asing, berapa kekuatan senjata Singapura, berapa kapal selam Australia, itu salah satu contoh tugas intelijen tempur, ” katanya. (FC)
Ridlwan juga mengingatkan dalam tugas intelijen berlaku single user atau pengguna tunggal. “Intelijen negara usernya adalah Presiden. Baik itu yang berdinas di intelijen militer /Bais maupun intelijen Polri dan intelijen BIN sama sama bertanggungjawab pada satu pengguna yakni Presiden,” tutupnya.