Kisah
Peradah Dan KMHDI Gelar Diskusi Dukung Pemerintah Terbitkan Perpu Bubarkan Ormas Anti Pancasila

Denpasar (MI) – Sejumlah elemen masyarakat mulai bereaksi di tengah maraknya Organisasi Masyarakat (Ormas) yang bertentangan dengan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD RI 1945 dan NKRI.
Salah satunya adalah Peradah (Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia) dan KMHDI (Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia) yang dengan tegas dan lantang meminta pemerintah membubarkan Ormas yang bertentangan dengan nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara.
Selain itu, wacana pembubaran ormas Radikal tersebut juga mengemuka dalam diskusi Publik berthema “Save NKRI, Tolak Ormas Radikal Anti Pancasila” yang digelar di Kantor DPD RI Provinsi Bali tepatnya di Jalan Cok Agung Tresna, Denpasar, Kamis, (6/7/2017).
Mereka menggelar diskusi publik yang dihadir sekitar 200 orang lebih berbagai kalangan mulai dari Pelajar, Mahasiswa, Pemuda, Tokoh Adat, Tokoh Lintas Agama, Akademisi, Media.
Fokus utama diskusi tersebut adalah bagaimana Peradah dan KMHDI mampu berperan semaksimal mungkin dalam membantu Pemerintah, berkomitmen mengawal NKRI dengan Nilai – Nilai kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kedua organisasi tersebut meminta pemerintah agar dengan tegas dan serius merespon Ormas yang bertentangan dengan nilai – nilai kehidupan berbangsa dan bernegara untuk di bubarkan.
“Dan apabila pemerintah ragu dengan berbagai alasan tidak kuatnya landasan hukum untuk membubarkan Ormas – Ormas radikal dan lemahnya Undang – Undang yang ada untuk membubarkan Ormas tersebut, kami mendorong pemerintah Presiden Jokowi mengeluarkan Peraturan Pemerintah ( Perpu ) untuk jadi payung hukum dan dasar hukum dalam membubarkan Ormas radikal, salah satunya HTI yang jelas – jelas sudaha bertentangan dengan nilai – nilai bangsa dan negara ini,” tegas para pembicara.
Dalam diskusi tersebut juga terungkap bahwa keberagaman merupakan suatu kondisi pada kehidupan masyarakat yang menunjukan adanya perbedaan. Perbedaan seperti pada suku, bangsa, agama, ras, serta budaya.
Keragaman yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa Indonesia.
Terlebih lagi, keragaman di Indonesia juga merupakan sebuah potensi sekaligus menjadi tantangan.
Kekuatan keberagaman Indonesia bisa bertahan dan tetap kuat sampai hari ini dikarenakan adanya penerimaan dengan tulus dan Ikhlas, khususnya silent mayority yang ada, tanpa adanya motif kepentingan sesaat, apalagi ingin mengganti Pancasila dan merusak NKRI kedepannya.
“Keberadaan Pancasila dan nilai – nilai kebangsaan lainnya merupakan kekuatan utama tetap kuatnya NKRI dan penghormatan keberagaaman di masyarakat,” tegas para narasumber yang terdiri dari anggota DPD RI Gede Pasek Suardika, Putu Wiratnaya S.Kom (Presideum PP KMHDI, Nyoman Gede Antaguna SE, SH, MH (Ketua KNPI Bali) dan D. Suresh Kumar S.Ag M.Si (Ketua Umum DPN Peradah Indonesia).
Berbagai fakta dan fenomena yang berkembang menunjukkan bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang ditandai terutama oleh kemerosotan akhlak dan degradasi wawasan kebangsaan. Hal ini tercermin dalam perilaku yang lebih mengedepankan nilai-nilai individualisme, pragmatisme, dan liberalism, baik korupsi yang merajalela, perusakan lingkungan yang menggila, konflik antar anak bangsa.(FC)