Viral
Perlu Kepedulian Masyarakat, 435 Militan ISIS dari Indonesia Tertangkap di Turki

Jakarta (MI) ā Seiring makin terdesaknya kelompok militan ISIS di Suriah dan Irak, diperlukan kepedulian dan kewaspadaan masyarakat Indonesia, mengingat sebagian dari mereka akan masuk kembali ke Indonesia melalui berbagai cara dan tidak menutup kemungkinan mereka melakukan berbagai kegiatan terorisme yang dapat mengancam keselamatan jiwa dan menimbulkan gangguan keamanan.
Keterlibatan warga negara Indonesia dalam jaringan ISIS menempati urutan ke dua di dunia setelah Rusia. Berdasarkan data dari Kementerian Dalam Negeri Turki seperti dilansir News.com.au, Sabtu (15/7/2017), dari total 4.957 militan asing ISIS yang ditangkap di Turki, sejak 2015 sampai 2017, warga Rusia adalah yang terbanyak di dunia, yakni 804 orang, diikuti oleh warga Indonesia yang berjumlah 435 orang.
Yang sangat mengejutkan dari jumlah tersebut adalah banyaknya anak-anak dan wanita dari Indonesia yang turut bergabung dengan kelompok militan ISIS di Suriah. Banyak pihak memprihatinkan kondisi ini karena akan berpengaruh terhadap kondisi keamanan Indonesia, terutama pasca digempurnya kelompok ISIS oleh Pasukan Gabungan di Kota Mosul beberapa waktu lalu, yang memungkinkan sebagian dari mereka kembali ke Indonesia dan menimbulkan berbagai gangguan keamanan.
Dalam daftar penangkapan militan asing ISIS di Turki tersebut, Tajikistan, Irak dan Prancis berada di nomor tiga, empat dan lima. Indonesia menempati peringkat kedua di dunia dalam daftar jumlah militan asing ISIS yang ditangkap di Turki. Hal ini menimbulkan kekhawatiran Australia.
Pejabat-pejabat penegak hukum Australia telah lama prihatin akan jumlah warga Indonesia yang bertempur bersama ISIS di Suriah dan kembali ke Indonesia serta berbaur kembali ke masyarakat dengan bebas. Untuk membahas kepulangan para militan ISIS tersebut, kepala-kepala kontraterorisme dan menteri-menteri pemerintah Australia akan menghadiri sebuah konferensi di Indonesia dalam dua pekan ini. Para pejabat Australia tersebut juga akan melakukan pembahasan dengan para pejabat Indonesia, terkait ancaman yang ditimbulkan dari para petempur ISIS yang kembali pulang ke Indonesia.
Bulan lalu, otoritas Indonesia mengumumkan bahwa 152 WNI yang dideportasi dari Turki antara Januari dan Juni tahun ini, telah dipulangkan ke desa-desa mereka setelah menjalani program deradikalisasi. Otoritas keamanan Indonesia meminta kepada warga masyarakat untuk terus memantau dan mencermati kemungkinan melebarnya jaringan ISIS di tengah-tengah masyarakat, termasuk kemungkinan kembalinya beberapa jaringan ISIS dari kawasan Teluk ke berbagai wilayah di Indonesia.(MAN)