
MATA INDONESIA, JAKARTA – Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto tampaknya tak pernah bosan membuat kontroversial di masa kampanye Pilpres 2019. Setelah menyebut Indonesia bakal punah pada tahun 2030, kini Ketua Umum Gerindra itu ‘ngelantur’ karena menganggap penghasilan orang Indonesia setara dengan penduduk negara Haiti.
Sekedar informasi nih buat kalian, Haiti merupakan negara paling miskin yang dikira Prabowo berada Benua Afrika. Padahal, Haiti merupakan bagian dari Benua Amerika.
Kemiskinan Haiti sepantanysa disejajarkan dengan negara Rwanda, Sierra Leone, Haiti, Chad dan pulau kecil lainnya macam Kiribati. Bukan dengan Indonesia.
Pernyataa tersebut disampaikan Prabowo di hadapan ribuan jamaah Majelis Tafsir Alquran (MTA) di Jalan Ronggowarsito, Solo, Jawa Tengah pada Minggu 23 Desember 2018 lalu.
Menanggapi hal itu, Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Raja Juli Antoni menilai Prabowo telah melakukan blunder konyol yang sangat memalukan.
“Pak Prabowo sebut negara Haiti bagian dari Afrika itu konyol, blunder, ngelantur paling beken sepanjang sejarah calon presiden di Indonesia. Malu sama rakyat,” kata Toni, Kamis 27 Desember 2018.
Sekjen DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini menganggap, pernyataan Prabowo lebih sekadar ingin menunjukkan bagaimana yang bersangkutan merasa tidak peduli dengan data. “Yang penting bagi Prabowo pemerintahan Pak Jokowi jelek,” kata dia.
Antoni juga menilai Prabowo seperti ingin menjadi juru selamat bagi bangsa Indonesia. Padahal, kata dia, yang ingin diselamatkan sudah merasa terselamatkan dengan program dan kebijakan Presiden Jokowi yang sudah banyak bermanfaat untuk rakyat.
Toni memaparkan, berdasarkan data yang kredibel seperti World Bank dan tradingeconomics menyatakan bahwa pengangguran di Indonesia pada tahun 2017 itu hanya lima persen. Sedangkan Haiti pada tahun yang sama disebutkan pengangguran mencapai 14 persen dan Rwanda 16 persen.
“Jadi pesan saya kepada Prabowo mulailah banyak belajar dan mendengar kalau mau bicara, pakai data yang valid dan terverifikasi kebenarannya,” ujar Toni.