
MATA INDONESIA, JAKARTA – Kelompok partai oposisi sepertinya tak bosan mencari peluang untuk menjatuhkan kubu pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Kiai Ma’ruf Amin di Pemilihan Presiden 2019. Usai kalah telak dari kasus hoax Ratna Sarumpaet, giliran Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani yang mencoba peruntungan melempar isu ‘nyinyir’ pemerintah lamban dalam menangani gempa di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Pernyataan politisi itu langsung membuat panas partai pendukung pasangan nomor urut 01, seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI). ‘Nyinyir’ Muzani itu dibalas Ketua DPP PSI Tsamara Amany, yang menantang balik untuk membeberkan apa saja yang sudah dilakukan Gerindra selama ini kepada rakyat Indonesia.
“Pertanyaannya kini, apa yang sudah dilakukan Gerindra selain nyinyir?” kata Tsamara di Jakarta, Minggu 7 Oktober 2018.
Yang perlu Muzani ketahui, kata Tsamara, sejak pascabencana Presiden Jokowi sudah dua kali mengunjungi Palu. Berbeda dengan koalisi oposisi yang lebih asyik mengurusi hoax penganiayaan Ratna Sarumpaet.
Apa yang sudah dilakukan Jokowi, lanjut dia, menjadi bukti bahwa Pemerintah serius menangani dampak bencana alam di Palu dan sekitarnya. “Ketika Pak Jokowi sibuk mengurus Palu, kalian (Gerindra) justru sibuk dengan kebohongan Ratna Sarumpaet dan menyebarkannya,” kata Tsamara.
Pascabencana, Presiden Jokowi melakukan gerak cepat untuk memastikan pemulihan berjalan dengan baik. Mulai dari BBM masuk ke kota Palu dengan cepat, hingga memerintahkan PLN untuk segera memulihkan listrik di wilayah terdampak bencana.
Perlu dicatata, kata Tsamara, Presiden juga memerintahkan jajarannya mengkoordinasikan bantuan asing untuk membantu rakyat Palu dan Donggala. Ia menambahkan, hanya orang yang memiliki nurani akan menyadari upaya Pemerintah. “Semua orang yang memiliki nurani, sadar bahwa Pemerintah bekerja keras untuk Palu dan Donggala,” kata Tsamara.
Dirinya juga menanggapi komentar Muzani soal perhelatan Asian Para Games dan IMF-World Bank adalah penghamburan uang negara. Tsamara menilai itu sebagai bentuk upaya politisasi.
Ia lantas meminta Muzani, coba tanya ke partai sesama koalisi, yakni Demokrat. Sebab acara IMF tersebut diputuskan oleh Susilo Bambang Yudhoyono saat menjabat sebagai presiden. “Artinya, Pak Jokowi kini hanya melanjutkan. Sungguh sedih, oposisi kita lebih asyik berkomentar tanpa cari tahu terlebih dahulu, dibanding membantu menyelesaikan persoalan,” kata dia.
Sebelumnya Ahmad Muzani sebelumnya menyebut Pemerintah kelelahan karena bencana di Sulteng terjadi berdekatan dengan bencana Gempa Lombok. Dalam penanganan bencana di Sulteng, Muzani menuturkan Pemerintah ketinggalan dalam layanan tanggap darurat. Apalagi sempat terjadi penjarahan yang memperburuk situasi.
Dia juga menyoroti adanya perhelatan pentas olahraga internasional Asian Para Games serta International Monetary Fund-World Bank (IMF-WB). Muzani menilai perhelatan itu memunculkan ironi di tengah bencana. (Rayyan Bahlamar)