
MATA INDONESIA, JAKARTA – Puluhan pantai dan sejumlah hotel porak poranda akibat terjangan tsunami di Selat Sunda, Sabtu 22 Desember 2018. Tak hanya itu, akses transportasi baik darat dan laut pun dikabarkan mengalami kerusakan.
Menurut data yang dihimpun Kementerian Pariwisata, sejumlah pantai yang terdampak tsunami antara lain, pantai di Kecamatan Bakauheni seperti Pantai Tanjung Tuha, Pantai Minang Rua, Pantai Belebuk. Kemudian pantai di sepanjang Pesisir Kecamatan Rajabasa. “Yakni Pantai Kahai, Pantai Kunjir, Pantai Way Muli, Pantai Wartawan de Mansion, Pantai Banding, Pantai Canti, Pantai Batu Kapal,” kata Ketua Tim Tourism Crisis Center (TCC) yang juga Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenpar Guntur Sakti di Jakarta, Senin 24 Desember 2018.
Selanjutnya pantai di sepanjang Pesisir Kecamatan Kalianda antara lain Pantai Maja, Pantai Kedu, Pantai Ketang, Pantai Laguna/ Alau2 , Pantai Bagus, Pantai Tanjung Beo, Pantai Sappenan. Lalu ada Hutan Mangrove Grand Elty, Pantai Kalianda Resort, Pantai Merak Belantung, Pantai Marina, Pantai Teluk Nipah.
“Serta beberapa pulau seperti Pulau Sebesi, Pulau Sekepel, dan Pulau Legundi.”
Guntur menambahkan, sebagian besar yang terdampak tsunami adalah atraksi alam seperti pantai dan pulau. Namun, kata dia, untuk atraksi yang berbasis budaya dan buatan belum terdata dan sedang dalam upaya koordinasi.
Sedangkan terkait amenitas, ada tiga hotel di Lampung Selatan yang mengalami kerusakan. “Di antaranya Hotel Wartawan de Mansion sejumlah 15 kamar rusak, Hotel Grand Elty Krakatoa yang restorannya tersapu air, dan Kahaii Beach Resort yang mengalami kerusakan pada fasilitas di tepi pantai,” ujarnya.
Sejumlah 102 gardu PLN pun masih padam dan 20 tiang SUTM (Saluran Udara Tegangan Menengah) roboh. Untuk aksesibilitas, lanjut dia, Dermaga Boom di Kalianda dilaporkan hancur.
Untuk jalur darat, Guntur menyatakan akses jalan menuju pantai-pantai di sepanjang pantai di Kecamatan Bakauheni, Kecamatan Rajabasa, dan Kecamatan Kalianda dilaporkan juga mengalami kerusakan. “Sementara pada aksesibilitas udara sejauh ini belum ada laporan kerusakan,” kata dia.
Sebelumnya Menteri Pariwisata Arief yahya mengatakan Kemenpar mengaktifkan TCC untuk memantau akses, amenitas dan atraksi yang terkait langsung dengan wisatawan di Banten dan Lampung.
Tim TCC akan terus memantau dan melaporkan kondisi terkini khususnya terkait pariwisata terdampak tsunami di Banten dan Lampung.
Kemenpar juga menerjunkan tim dari Destinasi Regional II Kemenpar berangkat ke Banten melalui jalur Pandeglang. Sedangkan hari Senin pagi, kata Guntur, Tim TCC menuju Kampung Cikadu, yang menjadi lokasi posko TCC Kemenpar.
“Nantinya, hanya ada satu pintu untuk mengeluarkan pernyataan dampak bencana di sektor pariwisata. Dan ini adalah pelayanan utama yang dilakukan TCC Kemenpar di fase tanggap darurat. Selain tentunya ikut serta memberikan pelayanan kepada wisatawan yang terdampak,” kata Guntur.