
MATA INDONESIA, BANDAR LAMPUNG – Banjir bandang yang terjadi pada Kamis 8 November 2018, telah merendam dan merusak sejumlah rumah di Desa Kubulangka, Kecamatan Cukuh Balak, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Rumah warga di desa tersebut terendam banjir setinggi lutut orang dewasa.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh, Minggu 11 November 2018, banjir terjadi usai hujan deras yang menyebabkan sungai di Kecamatan Cukuh Balak meluap. Luapan air sungai tersebut juga mengakibatkan tanah longsor, dan merusak jaringan listrik dan telekomunikasi rusak.
Menurut Kepala Desa Kubulangka, banjir tersebut merendam lebih dari 30 rumah warga di lebih dari 10 dusun. Beberapa jembatan yang menghubungkan antardusun dalam Desa Kubulangka tersebut putus.
Jembatan yang putus antara Dusun Kubulangka dan Dusun Karang Tengah. “Warga masih bertahan di rumahnya, dan khawatir masih ada banjir susulan,” katanya.
Sedangkan banjir di Desa Umbar, Kecamatan Kelumbayan, Tanggamus, Lampung, saat ini sedang memasuki masa evakuasi korban yang rumahnya rusak berat dan hayut. Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanggamus, banjir di Kelumbayan menghayutkan 22 rumah, merusak 144 rumah, dan merendam 300 rumah lebih. Seorang warga Biacik (69 tahun) meninggal terbawa arus.
Bupati Tanggamus Dewi Handajani mengatakan, jalur transportasi mengalami hambatan karena jalan darat menuju lokasi banjir terhalang dengan tanah longsor. Arus transportasi terpaksa jalan kaki. “Saya sudah perintahkan pihak terkait untuk mengevakuasi tanah longsor agar jalur transportasi lancar,” katanya.
Ia berharap warga di lokasi banjir tetap waspada kemungkinan yang akan terjadi, karena masih terjadi musim hujan. Menurut dia, wilayah kabupatennya memang rawan terjadi banjir dan tanah longsor.
Kepala BPBD Tanggamus Romasyadi mengatakan, banjir bandang dan tanah longsor membuat satu dusun masih terisolasi. Dusun tersebut tidak bisa dijangkau karena jembatan putus, dan jalan tertutup tanah longsor. Sedangkan lampu penerangan padam karena banyak tiang listrik yang ambruk.
“BPBD telah mendirikan posko untuk mendistribusikan makanan dan mendirikan tenda darurat untuk menampung warga yang rumahnya hayut,” kata Romasyadi