News

Rayakan 50 Tahun Usianya, Agustus Ini Woodstock Kembali Digelar

MATA INDONESIA, JAKARTA-Merayakan 50 tahun usianya, festival musik legendaris Woodstock bakal digelar kembali tahun ini pada Agustus mendatang. Terakhir konser yang diadakan di tanah peternakan Max Yasgur ini digelar tahun 1999.

Sebelumnya beredar kabar festival Woodstock tahun ini bakal digelar di Bethel Woods Center for the Arts, New York, tempat acara tersebut diadakan pada 1969 silam.

Namun Michael Lang, yang juga memproduseri Woodstock 1969 mengumumkan bahwa Woodstock Music and Arts Fair bakal dihelat pada 16-18 Agustus di bagian Utara New York, tepatnya di sebuah lokasi yang biasanya digunakan untuk balap mobil NASCAR, Watkins Glenn International.

Lang mengatakan, Woodstock tahun ini dijanjikan bakal jadi ‘satu-satunya peringatan resmi dari festival ikonik tahun 1969’. Mengutip NME, akan ada tiga panggung utama untuk 60 artis lebih yang memainkan rock, hip hop, pop dan country.

“Sudah waktunya mengakhiri segala spekulasi dan mengumumkan bahwa Woodstock ke-50 benar-benar terjadi,” ujar Lang, dilansir dari Reuters.

Festival orisinal di tahun 1969 kata dia, adalah reaksi generasi muda saat itu terhadap pemaksaan yang dirasakan, hak sipil, hak wanita serta gerakan anti-perang dan Woodstock menjadi cara untuk menyebarkan perdamaian, cinta dan music.

“Hari ini, kita mengalami pengalaman serupa di Amerika, dan satu hal yang kita pelajari bahwa musik punya kekuatan untuk menyatukan orang-orang. Jadi, sekarang adalah waktu untuk membawa kembali semangat Woodstock, terlibat di dalamnya dan memastikan suara kita terdengar,” katanya.

Woodstock 1969 menjadi perayaan besar-besaran yang mengubah kultur pop dunia. Pengaruhnya begitu besar sampai acara ini masuk daftar 50 Moments That Changed the History of Rock and Roll menurut majalah Rolling Stone.

Pada tahun 1970, film dokumentasi Woodstock memenangkan Academy Award untuk kategori Best Documentary Feature. Tahun 2017 lalu, lokasi festival ini masuk ke dalam National Register of Historic Places.

Saat itu, selama tiga hari generasi muda saat itu merayakan musik dan seni sembari berkubang dalam lumpur. Mereka datang dari seluruh penjuru Amerika dan sampai saat ini kerap disebut sebagai Flower Generation dengan slogan flower power yang menolak perang.

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close