Ekonomi
Sentimen Positif Stabilitas Ekonomi Domestik, Nilai Tukar Rupiah Akan Pulih

Jakarta (MI) – Bank Indonesia (BI) meyakini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih berpotensi menguat, meski sejak sebulan terakhir terus melemah lantaran terpengaruh kondisi pasar keuangan global.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Doddy Zulverdi mengatakan kondisi ekonomi domestik yang stabil akan memberi sentimen positif terhadap pemulihan nilai tukar rupiah.
“Harapan kami, dengan positifnya indikator ekonomi dalam negeri, kami melihat ada peluang untuk terkoreksi kembali,” ucap Dody di kantornya, Kamis (1/3/2018).
Menurutnya, ekonomi domestik yang stabil tercermin dari beberapa indikator. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang berada di angka 5,07 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada tahun lalu.
Bahkan, pada kuartal IV 2017, perekonomian berada di kisaran 5,19 persen atau lebih tinggi dari proyeksi BI sekitar 5,1 persen. “Artinya, kepercayaan diri terhadap ekonomi Indonesia itu masih besar, didukung dengan baiknya kondisi investasi swasta dan ekspor,” terangnya.
Kedua, inflasi berada di angka 0,17 persen secara bulanan (month to month/mtm) dan sebesar 3,18 persen (yoy) pada Februari 2018. Ketiga, neraca pembayaran Indonesia yang mencatatkan surplus US$11,6 miliar pada tahun lalu.
Keempat, defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) sebesar 1,7 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Meski, berpotensi meningkat ke kisaran 2-2,5 persen dari PDB, namun masih pada tingkat yang sesuai dengan proyeksi BI.
Kelima, masih adanya kepercayaan dari pelaku pasar, investor, dan lembaga terkait terhadap ekonomi Indonesia. Hal ini terlihat dari pemberian peringkat (rating) investasi yang diberikan sejumlah lembaga.
“Hal terbaru, ada konfirmasi dari Bloomberg Index Bond yang mengatakan bahwa bond Indonesia dimasukkan ke dalam daftar mereka. Ini sentimen bagus,” katanya. (AVR)