Jakarta (MI) – Sejumlah Pimpinan Majelis-majelis Agama Buddha Indonesia prihatin atas tragedi Kemanusiaan di Rakhine, Myanmar. Dalam pernyataan sikap yang ditandatangani Rabu (30/8/2017), mereka mengatakan asal muasal konflik bukanlah masalah agama, melainkan masalah sosial dan kemanusiaan.
"Keprihatinan mendalam atas krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar, yang telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian moril serta materil yang besar, bukanlah konflik agama melainkan konflik sosial dan kemanusiaan" demikian yang disampaikan para pimpinan Majelis-majelis Agama Buddha Indonesia, Senin (4/9/2017).
Berikut ini pernyataan sikap yang ditandatangani 16 Pimpinan Majelis-majelis Agama Buddha Indonesia:
- Keprihatinan mendalam atas krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar, yang telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian moril serta materiil yang besar, bukanlah konflik agama melainkan konflik sosial dan kemanusiaan;
- Menumbuhkan solidaritas kemanusiaan atas krisis Rakhine, Myanmar, dengan mengedepankan sikap cinta kasih bahwa korban atau masyarakat yang terdampak adalah sama-sama manusia yang setara dan serasa dihadapan Tuhan;
- Menghentikan kebencian dan tindak kekerasan agar tidak semakin memperparah kerusakan yang diakibatkan;
- Mendesak pemerintah Myanmar untuk memberikan perlindungan, bantuan dan hak asasi dasar kepada masyarakat Rakhine;
- Menolak segala bentuk provokasi untuk memperluas dan membawa isu konflik dan krisis Rakhine, Myanmar ke Indonesia yang dapat mengganggu kerukunan hidup antarberagama di Indonesia;
- Mengimbau masyarakat Indonesia untuk dapat menyaring informasi yang beredar melalui media sosial, dan tidak terprovokasi untuk menyebarkan kebencian. Kami sangat mengarapkan kepada cyber crime Polri dan BIN agar mendeteksi informasi yang berbentuk provokasi agar tidak tersebar ke masyarakat;
- Kami sangat mengharapkan Pemerintah Indonesia menjamin umat beragama untuk beribadah dengan tenang dan aman, serta menjamin keamanan terhadap rumah ibadah yang berada di Indonesia;
- Sangat perlu diingat bahwa tidak ada agama yang dapat dikaitkan dengan aksi terorisme, karena aksi keji tersebut sama sekali tidak mencerminkan perilaku umat beragama. Kejadian ini harus dapat menjadi pendorong bagi bersatunya umat beragama di Indonesia bahkan di dunia;
- Kami mengimbau seluruh umat beragama, khususnya umat Buddha untuk tidak terprovokasi. Sebagai umat beragama sudah selayaknya kita bersama-sama menjaga kerukunan dan perdamaian di Indonesia serta seluruh dunia;
- Kami umat Buddha Indonesia yang menjunjung tinggi kerukunan dan perdamaian menyampaikam rasa simpati atas penderitaan yang dialami oleh saudara-saudara kita pengungsi Rohingya, dan masyarakat di Rakhine, Myanmar, untuk itu kami berdoa agar penderitaan ini segera berakhir. (YND/AVR)