HeadlineKisah

Suka Berbohong Juga Ancam Kesehatan Fisik Anda

Kebiasaan berbohong ternyata bisa merusak otak kita.

MATA INDONESIA, JAKARTA – Berbohong ternyata bukan masalah kejiwaan semata. Dilansir dari laman lifehack, profesor psikologi Arthur Markman Phd menyatakan kebiasaan berbohong ternyata bisa merusak otak kita.

Saat berbohong, tubuh kita ternyata akan mengeluarkan hormon kortisol atau hormon stres.

 

Kebohongan Membebani Otak

Beberapa menit setelah melontarkan kebohongan, memori otak kita akan mencoba untuk terus mengingat kebohongan itu dengan realita yang sebenarnya.

Hasilnya akan membuat kita kesulitan untuk mengambil sebuah keputusan. Kita bahkan akan sangat mudah mengubah perasaan tidak nyaman menjadi sebuah kemarahan.

 

Berbohong Justru Memicu Stres

Setiap usai berbohong yang timbul adalah stres. Disadari atau tidak itu berasal dari rasa khawatir kebohongan kita akan diketahui orang lain. Selain itu, kita juga akan cenderung menutupi kebohongan dengan kebohongan lain dan berusaha berbuat sebaik mungkin kepada orang yang kita bohongi. Pada titik itu kadar stres bertambah.

Jika terlalu sering berbohong tingkat stres kita jadi berlebih. Akibatnya otak akan bekerja semakin keras untuk menghadapinya.

Kondisi itu memengaruhi tubuh kita seperti meningkatkan tekanan darah, memicu sakit kepala, sakit punggung, mual-mual, hingga kram.

Kejiwaan kita juga terganggu karena akan mengalami kecemasan dan depresi. Kondisi itu akan semakin berat bila kebohongan kita berimbas sangat buruk bagi kondisi seseorang.

 

Berjanji untuk Berhenti Berbohong

Untuk menghentikan kebohongan yang akut memang sulit. Harus dari keinginan kuat kita sendiri untuk mulai bersikap jujur.

Sadarlah berbohong bukan hanya membuat hubungan antarmanusia kita jadi buruk tetapi juga mengantar kita pada kondisi kesehatan fisik yang tidak baik.

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close