Gaya Hidup
Suka Marah-marah? Mungkin Kamu Kurang Tidur

MATA INDONESIA, JAKARTA – Sebuah penelitian di AS baru-baru ini menemukan fakta bahwa orang yang sering mengurangi jam tidurnya memiliki sifat lebih emosional, terutama sering marah-marah dan kesulitan beradaptasi pada lingkungan.
Penelitian yang dilakukan di Iowa State University ini melibatkan 142 peserta secara acak yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama menjalankan tidur normal 7 sampai 8 jam sehari, sedangkan kelompok dua diminta mengurangi waktu tidur hingga dua sampai empat jam setiap malam.
Lalu, mereka diminta mendengarkan suara latar belakang sebuah iklan produk yang dirancang khusus untuk memancing frustasi dan amarah.
Hasilnya seperti dugaan awal, bahwa mereka yang kekurangan tidur lebih mudah terpancing dan tersulut amarah setelah mendengarkan suara latar belakang tersebut.
“Orang-orang melaporkan lebih banyak kemarahan ketika suara itu lebih tidak menyenangkan. Meskipun kecenderungan tipikal sedikit terbiasa dengan kondisi tidak nyaman, mereka yang kehilangan tidur cenderung ke arah peningkatan kemarahan,” ujar salah satu peneliti, seperti dikutip dari Malay Mail, Kamis 29 November 2018.
Penelitian ini telah dipublikasi dalam Journal of Experimental Psychology: General. Selanjutnya, para peneliti akan melakukan riset yang lebih luas di masyarakat mengenai hubungan kurang tidur dan amarah manusia. (Ryan)