News
Sumpit, Senjata Mematikan ‘Pasukan Hantu’ TNI

MATA INDONESIA, JAKARTA – Berbicara pasukan elit seluruh dunia, pasti tak lepas dari senjata otomatis dan peralatan canggih yang digunakan selama operasi militer berlangsung. Tak terkecuali dengan pasukan elite TNI.
Namun siapa sangka, jika TNI sebenarnya tak hanya mengandalkan alutsista canggih seperti kebanyakan pasukan elit lainnya. Ya, mereka juga menyiapkan senjata tradisional, yakni Sumpit.
Meski terdengar seperti lelucon, kenyataannya senjata ini pernah digunakan Yonif 600/Raider Kalimantan saat menumbangkan empat anggota Gerakan Aceh Merdeka di Nanggroe Aceh Darussalam.

Usut punya usut, ternyata sejak masa kolonial, Sumpit dikenal handal untuk aksi pertempuran jarak dekat karena tidak menimbulkan bunyi. Kesatuan yang sering menggunakan senjata khas suku Dayak ini antara lain Raider dan Tontaipur.
Menariknya, TNI biasanya merekrut penyumpit yang berasal dari suku Dayak Asli dan memang sudah memiliki kemahiran dalam menggunakan sumpit. Lalu bagaimana cara kerja dan spesifikasi Sumpit yang cocok digunakan untuk bertempur?
Berikut ulasan singkat MataIndonesia.id yang dirangkum dari berbagai sumber, Sumpit memiliki tiga bagian utama, yakni batang sumpit yang berbentuk pipa, anak sumpit atau damek dengan racun dan mata tombak (sangkoh) yang terbuat dari logam atau batu gunung. Sangkoh juga bisa digunakan sebagai sangkur untuk pertempuran jarak dekat.
Biasanya, senjata ini memiliki sepanjang 1,9 meter hingga 2,1 meter dan harus terbuat dari kayu keras. Contoh bisa dari kayu ulin, lanan, tampang, plepek, rasak dan berangbungkan. Untuk diameter lubang biasanya di kisaran satu sentimeter. dengan ujung anak sumpit dibuat runcing.
Sementara di bagian pangkal belakang ada semacam gabus atau sejenis dahan pohon agar anak sumpit melayang saat menuju sasaran. Peluru sumpit yang dilumuri racun disebut parir. Racun ini sangat mematikan karena merupakan campuran dari getah pohon atau tumbuhan, bisa ular dan kalajengking.
Penyumpit biasanya memiliki cara khusus untuk menyerang targetnya. Jika ingin tepat sasaran, penyumpit harus kuat dalam bernapas. Selain itu juga panjang sumpit harus menyesuaikan dengan tinggi badan penyumpit.
Jarak efektif Sumpit ini bisa mencapai puluhan meter, tergantung kemampuan bernapas si penyumpit. Untuk damek ditempatkan pada sebuah wadah (telep) yang bisa menampung 50-100 damek. Pada batang damek ada lilitan kapas atau bahan lain di bagian ekor yang berfungsi untuk menjaga akselerasi damek pada saat melesat.
So, jangan main-main ya gaes dengan prajurit TNI yang hanya bermodalkan sumpit. (Rayyan Bahlamar)