MATA INDONESIA, JAKARTA – Hobi membuat drama tampaknya menjadi skenario kampanye yang paling sering digunakan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga. Semisal kasus ‘propaganda Rusia’, mereka menjadikan isu tersebut dalam beberapa babak.
Juru bicar Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Ace Hasan Syadzily menyebut pada babak pertama, BPN mencoba benturkan Jokowi dengan pemerintah Rusia. Yakni dengan cara dengan menghadapkan pernyataan Jokowi dengan reaksi Kedubes Rusia.
“Narasi yang dimainkan adalah Pak Jokowi diserang tidak paham tata krama diplomatik dan sebagainya. Padahal sudah jelas bahwa dalam pernyataannya, Pak Jokowi tidak mengasosiasikan dengan Rusia sebagai Negara,” ujar Ace di Jakarta, Selasa 5 Februari 2019.
Isu ‘propaganda rusia’ yang dimaksud merujuk pada istilah dan refrensi akademik, seperti yang ditulis oleh Christopher Paul dan Miriam Matthews dalam artikel yang berjudul ‘The Rusdian Firehose of Falsehood’ yang terbit 2016 lalu.
Sedangkan babak kedua, lanjut Ace, BPN memainkan drama Bojongkoneng. Drama bojongkoneng adalah memainkan narasi serba lokal baik strategi lokal maupun konsultan lokal.
“Melihat kemiripan strategi Firehose of Falsehood milik Donald Trump dan Bolsonaro maka sulit untuk percaya itu strategi lokal ala Bojongkoneng,” ucap Ace.
Ace menilai dari cara memainkan emosi, BPN terindikasi melakukan penetrasi teknologi dan juga penggunaan Big Data yang disuplai dari konsultan asing.
