HeadlineKisah

VAG-73, Pistol Unik Kebanggaan Soviet

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pistol buatan Soviet ini lain daripada yang lain. Sekali tarikan pelatuk, pistol ini  dapat memuntahkan banyak peluru bajanya. Senjata pembunuh tanpa selongsong ini diberi nama VAG-73.
Pistol yang dibuat oleh Vladimir Gerasimenko pada 1973 juga tidak memiliki muatan bahan peledak. Tanpa selongsong peluru, maka bisa mengurangi hampir separuh berat peluru, sehingga menggandakan jumlah tembakan.
Dalam desain pistol ini, Gerasimenko menempatkan muatan eksplosif dalam bentuk kapsul yang mudah terbakar di dasar peluru baja di dalam ceruk tembaga.  “Slide stop pneumatik di dalam pistol semakin mengurangi hentakan saat menembak dan meningkatkan akurasi tembakan,” kata mantan analis militer untuk harian Izvestia Dmitry Safonov kepada Russia Beyond.

VAG-73 juga memiliki mekanisme prakokang dan kokang otomatis. Yang terakhir ini memungkinkan penembak segera menarik pelatuk tanpa harus mengokangnya.

“Semua ini membantu meningkatkan frekuensi tembakan. Saat ini, prakokang dan kokang otomatis adalah fitur standard pistol, tetapi pada awal 1970-an ia adalah terobosan teknis dalam persenjataan Soviet,” kata Safonov.

Pistol ini juga dilengkapi dengan magasin double-stack raksasa (pada masanya) dengan 24 putaran, menjadikan total putarannya 48. Ketika selongsong di magasin depan habis, amunisi dari belakang akan dikirimkan ke receiver.

Kelemahan

Dibandingkan dengan pistol Makarov, VAG-73 memiliki enam kali lebih banyak amunisi Makarov yang hanya memiliki delapan rentetan aktif.

Namun, VAG-73 lebih berat daripada Makarov. Pistol baru ini memiliki berat 1,2 kg dan panjangnya 23 cm dengan tinggi 13 cm. Itu artinya, seorang penembak yang terlatih baik akan kesulitan dalam hal akurasi dan kinerja.

Pistol ini terbukti sangat tak bisa diandalkan, dan selang beberapa lama ia tak bisa lagi diperbaiki. Berbeda dengan Makarov.

Meski tak dapat menggantikan pistol legendaris Makarov, VAG-73 tetap memberikan kontribusi penting dalam perkembangan senjata api Soviet. (Puji Christianto/rbth)

Tags

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close